JAKARTA- Tingkat Inflasi 2024 diprediksi meningkat berada di angka 3 persen hingga 3,5 persen dari tahun 2023. Agar suplai dalam negeri tetap terjaga, Pemerintah berupaya untuk terus mengendalikan harga pasar dan menggalakkan impor.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo optimis bahwa inflasi masih bisa terkendali dan turun menjadi 2,8% pada akhir 2024.
“BI akan terus memperkuat kebijakan moneter serta sinergi antara pemerintah pusat dan daerah untuk dapat mengendalikan inflasi di tahun 2024,” ucapnya.
Menanggapi perihal itu, Pemerintah Indonesia juga optimis menargetkan inflasi turun sebesar 2,8%. Berdasarkan penghitungan inflasi di Indonesia oleh Badan Pusat Statistik (BPS), data yang didapatkan berdasarkan survei dari berbagai macam barang dan jasa yang menjadi representasi kebutuhan belanja masyarakat.
Dari data BPS yang didapatkan, Pemerintah bisa menentukan langkah yang perlu diambil. Tercatat empat faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk peningkatan inflasi 2024, yaitu perubahan iklim, perkembangan teknologi digital, kebijakan terkait perubahan iklim, dan efek berkepanjangan dari pandemi Covid-19.
Tantangan Ekonomi Global yang Perlu Diperhatikan
Pada tahun 1929, ekonomi dunia pernah diguncang fenomena penurunan aktivitas pasar secara drastis yang dikenal sebagai Great Depression. Peristiwa tersebut memiliki efek yang serupa dengan pandemi akibat persebaran virus Covid-19 tiga tahun silam.
Tingkat inflasi diharapkan kian menurun, seiring dengan pemulihan ekonomi global. Sekalipun tetap optimis dalam menghadapi inflasi, pemerintah Indonesia juga mempersiapkan diri untuk menghadapi kenaikan inflasi yang disebabkan oleh ketidakstabilan pasar global.
Terdapat empat faktor yang berkontribusi dalam kenaikan angka inflasi. Berikut adalah penjabaran singkatnya:
1. El Nino
Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan besar dalam menghadapi ketidakstabilan ekonomi global. Puncak El Nino akan berimbas pada kenaikan inflasi pangan pada pertengahan tahun 2024 mengingat penyesuaian waktu yang dibutuhkan hingga dampak kenaikan harga dirasakan di pasar.
2. Tarif Cukai
Pada tahun 2024, minuman kemasan berpemanis akan dikenakan tarif cukai. Akibatnya, harga produk minuman impor akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini dapat meningkatkan inflasi yang diperkirakan mencapai angka 3,5% di tahun 2024.
3. Perubahan Perhitungan Inflasi
Tidak hanya soal pangan, perhitungan inflasi di tahun 2024 berpeluang besar mengalami perombakan. Adapun perubahan perhitungan inflasi tersebut dapat disebabkan oleh kemungkinan penambahan data transaksi digital oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2024. Adanya perubahan formula ini dapat meningkatkan angka inflasi.
4. Kenaikan Harga Minyak
Ketika inflasi meningkat, harga barang-barang pokok pun akan mengalami kenaikan. Minyak merupakan salah satu komoditas yang dipastikan mengalami kenaikan. Akan tetapi kenaikan bahan bakar minyak (BBM) diprediksi tidak akan terlalu signifikan, seperti saat terjadinya ketegangan perang antara Rusia dan Ukraina.
Keempat faktor pendorong inflasi 2024 tersebut menjadi tantangan tersendiri, tidak hanya bagi perekonomian negara namun bagi kelangsungan hidup masyarakat Indonesia. Untuk itu, pemerintah terus melakukan upaya pengendalian inflasi, utamanya di sektor pangan.
Di samping melakukan impor pangan untuk mengendalikan harga di pasar, pemerintah juga mengkaji dan melonggarkan kebijakan moneter agar dapat menahan inflasi sembari menunggu kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS).
Hadapi Inflasi 2024 dengan Aset Investasi Paling Aman
Masyarakat perlu mempersiapkan diri untuk tetap bisa bertahan dengan strateginya, seiring dengan kebijakan moneter dan impor yang menjadi prioritas dalam penurunan inflasi. Strateginya yakni dengan memiliki investasi yang bisa menyelamatkan kantong dari kerugian moneter. Jika ingin investasi paling aman untuk menghadapi inflasi 2024, emas adalah aset pilihan yang tepat.
Emas merupakan aset yang tahan terhadap inflasi karena nilainya cenderung ikut naik bersamaan dengan suku bunga. Tak hanya itu, dengan memiliki investasi emas bisa mudah dicairkan dengan cepat karena emas merupakan salah satu aset yang memiliki tingkat likuiditas tinggi. Dengan demikian, kebutuhan dana darurat dapat terpenuhi kapan saja.
Seiring berkembangnya zaman, kini berinvestasi emas sendiri sekarang semakin mudah. Tidak perlu menyimpan emas fisik di rumah karena berisiko hilang. Sekarang, kamu bisa menabung emas tanpa harus khawatir akan keamanannya. Emas yang ditabung dapat dipantau saldonya setiap waktu dan dapat digadaikan atau dijual kapan saja.
Yuk mulai persiapkan diri menghadapi inflasi 2024. Segera investasikan dana yang kamu miliki dengan menabung emas sekarang juga!
(Fitria Dwi Astuti )