Rantai Pasok Material Konstruksi di IKN Terlambat, Gimana Nih?

Iqbal Dwi Purnama, Jurnalis
Minggu 10 Desember 2023 11:23 WIB
Material Kontruksi IKN Nusantara (Foto: Okezone.com)
Share :

JAKARTA - Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Bambang Susantono mengakui suplai material konstruksi di lokasi pembangunan mengalami perlambatan.

Hal itu sebabkan karena saat ini juga tengah masif dilakukan pembangunan infrastruktur dasar dan beberapa proyek pembangunan dari sektor swasta. Sehingga kebutuhan material meningkat, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan yang besar tersebut masih harus didatangkan dari luar wilayah pembangunan IKN.

"Memang kalau kita lihat sekarang ini dinamika di lapangan luar biasa intens, apalagi begitu mulainya temen-temen dari swasta. Jadi memang permintaan (material konstruksi) itu ada pertumbuhan yang luar biasa," ujar Bambang dikutip, Minggu (10/12/2023).

Bambang mengungkapkan salah satu alasan material konstruksi harus didatangkan dari luar karena konsep pembangunan IKN sendiri yang mempunyai komitmen untuk tidak merusak lingkungan, salah satunya aktivitas penambangan.

"Kami kalau di IKN melakukan moratorium segala macam pertambangan gak boleh, karena kita mau jadi green area. Sehingga mereka memang harus cari dari luar, itu memang dari waktu ke waktu akan ada dinamika seperti itu," lanjutnya.

Pembangunan IKN memang bakal banyak melibatkan sektor swasta karena penggunaan APBN hanya berkontribusi 20% dari total proyeksi kebutuhan biaya sekitar Rp466 triliun. Beberapa pelaku usaha sektor swasta lokal sudah mulai melakukan groundbreaking sejak bulan September lalu, salah satunya adalah Pakuwon.

Ditemui secara terpisah, Presiden Direktur Pakuwon Jati, Alexander Stefanus Ridwan Suhendra mengatakan salah satu hambatan proses pembangunan di IKN adalah sulitnya mencari material. Hal itu akhirnya berdampak pada ongkos bangunan yang juga tidak murah.

"Kalau insentif saya kira oke, sudah cukup kalau menurut saya. Walau di sana bangun tidak murah ya, karena bahan bangunan kan dari luar pulau segala macam. Sehingga costnya lebih mahal saja," tutup Stefanus.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya