JAKARTA - PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) optimis mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan usaha dikisaran 10-15%. Sepanjang 2023, MSKY fokus menyediakan layanan TV berlangganan berbasis DTH di Indonesia dengan 1,3 juta pelanggan.
Adapun segmen penyiaran program televisi berlangganan masih mendominasi penghasilan perusahaan, sementara penyiaran iklan mengekor posisi kedua.
“Pasti ada growth dari tahun sebelumnya. Kita mengharapkan growthnya minimal sekitar 10-15%,” kata Direktur Utama MSKY Hari Susanto saat ditemui selepas Public Expose Insidentil, Kamis (1/2/2024).
Pengembangan kemitraan menjadi cara jitu MSKY memaksimalkan revenue. Selain kerjasama dengan teknisi lepasan hingga penjual parabola, perseroan fokus menjangkau segmen pemasaran televisi berbayar lebih luas terutama di kota-kota tier 2 dan tier 3.
Hari menuturkan wilayah perkotaan tersebut memiliki sekitar 70 persen dari jumlah rumah tangga di Indonesia, sehingga diharapkan dapat memacu belanja/spending terhadap produk entertainment perseroan.
“Untuk secara angka dibandingkan dengan tahun lalu tentunya akan ada kenaikan. Dari sisi bisnis sendiri, memang TV berbayar ini sekarang banyak saingan ya, seperti lewat internet. Tentu kita fokus mempertahankan posisi MSKY,” tegasnya.
Skema harga usaha-usaha baru juga menjadi incaran perseroan untuk meningkatkan pemasukan dari segmen TV berbayar di daerah.
“Tidak semua pulau di Indonesia, atau kadang-kadang infrastruktur internet itu bisa masuk secara baik. Sehingga melalui satelit lah bisa ditangkap dengan baik,” tandasnya.
Hingga September 2023, MSKY membukukan pendapatan usaha mencapai Rp610,52 miliar. Realisasi ini lebih rendah 29,05% secara year-on-year (yoy).
Adapun earnings per share (EPS) masih dalam teritori negatif Rp30 per saham, lebih tinggi dari posisi EPS pada September 2022 yang mencapai minus Rp15,8 per saham
(Feby Novalius)