Maybank Indonesia Raup Laba Rp2,35 Triliun Sepanjang 2023

Pika Piqhaniah, Jurnalis
Selasa 27 Februari 2024 15:19 WIB
Laporan keuangan Bank Maybank Indonesia (Foto: Maybank)
Share :

 

JAKARTA - PT Bank Maybank Indonesia Tbk membukukan Laba Sebelum Pajak (PBT) sebesar Rp2,35 triliun sepanjang 2023. Laba Maybank naik 15,4% dari Rp2,04 triliun tahun sebelumnya. Laba setelah Pajak & Kepentingan Non- Pengendali (PATAMI) naik 18,5% menjadi Rp1,74 triliun dari Rp1,47 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan, dikutip Selasa (27/2/2024), pendapatan operasional meningkat sehubungan dengan imbal hasil kredit dan komposisi aset yang membaik didukung kinerja pembiayaan ritel serta non-ritel RSME dan Unit Usaha Syariah yang tumbuh positif. Demikian juga, kondisi perekonomian Indonesia dan daya beli masyarakat yang terus meningkat sepanjang tahun 2023, turut berkontribusi pada peningkatan laba Bank.

Net interest income (NII) naik 3,7% didukung oleh imbal hasil aset yang lebih tinggi serta pendapatan terhadap komposisi aset yang membaik. Margin Bunga Bersih (Net Interest Margin/NIM) meningkat 7 bps menjadi 5,0% meskipun biaya simpanan meningkat, seiring dengan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) sepanjang tahun.

Pendapatan fee-based naik 15,6% menjadi Rp2,03 triliun dari Rp1,76 triliun tahun sebelumnya sehubungan dengan pendapatan fee transaksi Global Markets (GM) yang tumbuh 33,6% menjadi Rp181 miliar dari Rp136 miliar. Bank juga mencatat pendapatan fee selain Global Markets yang naik 14,1% menjadi Rp1,85 triliun dari Rp1,62 triliun, ditopang oleh pendapatan fee atas asset recovery yang meningkat lebih dari 5 (lima) kali lipat, fee bisnis kartu kredit yang meningkat 22,8% dan fee terkait pembiayaan otomotif roda dua yang tumbuh 5,2%.

Total kredit yang disalurkan mencapai Rp116,00 triliun, tumbuh 7,6% dari Rp107,82 triliun tahun sebelumnya seiring dengan iklim bisnis yang stabil dan daya beli masyarakat yang menguat di sepanjang tahun 2023.

Kredit ritel dan non-ritel yang dikelola melalui Community Financial Services (CFS), tumbuh 10,6% menjadi Rp74,28 triliun dari Rp67,17 triliun tahun sebelumnya. Kredit CFS Ritel tumbuh 11,5% menjadi Rp43,47 triliun dari Rp38,99 triliun, ditopang oleh kredit otomotif anak perusahaan yang tumbuh 18,8%, kartu kredit dan KTA yang tumbuh 20,3%, serta KPR yang terus tumbuh sebesar 1,3% Y-o-Y.

Kredit CFS Non-ritel meningkat 9,3% menjadi Rp30,81 triliun dari Rp28,18 triliun didukung oleh pertumbuhan yang signifikan pada kredit Business Banking sebesar 12,8% menjadi Rp11,80 triliun dari Rp10,47 triliun tahun lalu. Adapun kredit Business Banking juga tumbuh 11,6% Q-o-Q.

Lebih lanjut, kredit Retail Small and Medium Enterprises (RSME) tumbuh 9,7% menjadi Rp13,88 triliun dari Rp12,65 triliun dan kredit Small-Medium Enterprises (SME+) yang juga tumbuh 1,6% Y-o-Y.

Kredit Global Banking tumbuh 2,6% menjadi Rp41,72 triliun dari Rp40,65 triliun didukung oleh penyaluran kredit yang membaik, khususnya Financial Institutions Group (FIG) yang tercatat naik 87,9% Y-o-Y. Kredit Global Banking juga mencatat pertumbuhan sebesar 2,5% Q-o-Q.

Simpanan nasabah tumbuh 9,3% menjadi Rp115,50 triliun dari Rp105,71 triliun tahun sebelumnya seiring dengan meningkatnya CASA sebesar 8,6% dan Deposito Berjangka sebesar 10,0%. Peningkatan CASA ditopang oleh Giro yang tumbuh 10,2% dan Tabungan yang meningkat 6,1%. dan pertumbuhan ini berjalan selaras dengan strategi Bank untuk mengoptimalkan dana murah. Deposito Berjangka juga tumbuh 10,0% seiring dengan tren peningkatan sejak semester pertama tahun 2023.

Rasio CASA relatif stabil pada 51,1% dibandingkan dengan 51,4% tahun sebelumnya. Pada tahun 2023, Maybank Indonesia secara aktif menggalakkan berbagai aktivitas pemasaran serta melakukan modernisasi infrastruktur Teknologi Informasi dan keamanan siber. Di samping itu, Bank juga melakukan pengembangan sumber daya manusia dan talents guna mendukung pertumbuhan bisnis.

Berbagai upaya tersebut mendorong kenaikan biaya overhead cost sebesar 7,2%. Kualitas aset Bank membaik berkat upaya pengawasan dan pemantauan serta pengendalian kredit yang terus dilakukan oleh Bank, diiringi iklim bisnis yang lebih baik. Pendapatan Operasional setelah Pencadangan naik 14,2% sehubungan dengan menurunnya pencadangan (CKPN) sebesar 11,9%. Saldo NPL kredit turun 9,8%.

Bank mencatat rasio Non-Performing Loan (NPL) membaik menjadi 2,9% (gross) dan 1,9% (net) pada Desember 2023 dari 3,5% (gross) dan 2,3% (net) pada Desember 2022. Per Desember 2023, rasio Loan to Deposit (LDR) berada pada level 96,3% dan Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada pada level yang sehat sebesar 210,2%, jauh diatas ketentuan regulator sebesar 100%. Rasio Kecukupan Modal (CAR) tetap kuat sebesar 27,7% pada Desember 2023 dengan total modal tercatat sebesar Rp29,84 triliun pada akhir Desember 2023.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya