JAKARTA - Kalangan petani meminta pemerintah waspada dan menjaga kondisi harga gabah agar tidak anjlok. Pasalnya, para petani di sejumlah sentra sedang menggelar panen raya sehingga kondisi gabah diperkirakan melimpah. Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) menilai, harga gabah sebaiknya tetap stabil di angka Rp7.000 hingga Rp8.000.
Ketua KTNA Yadi Sofyan Noor mengatakan saat ini yang paling penting adalah mewaspadai kemungkinan harga gabah jatuh, sehingga merugikan petani yang sudah mengeluarkan ongkos produksi. Dia berharap, pemerintah tetap memprioritaskan petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan dalam negeri.
"Di saat panen raya seperti ini, KTNA berharap agar harga gabah tidak anjlok, sehingga petani tidak rugi setelah mereka mengeluarkan ongkos produksi," ujar Yadi, Selasa (5/3/2024).
Yadi mengatakan sebaiknya pemerintah fokus pada penyerapan panen raya dan memperkuat keterangan beras nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya menyebut potensi produksi beras nasional dari hasil panen raya Maret-April 2024 mencapai 8,46 juta ton.
"KTNA yakin pasokan beras aman bahkan cenderung melimpah. Tapi sekali lagi, pemerintah harus menjaga agar harga gabah di tingkat petani tidak anjlok," katanya.
Senada dengan KTNA, Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat Entang Sastraatmaja mengatakan bahwa sebaiknya pemerintah menjaga harga gabah agar tetap stabil seperti saat ini.