JAKARTA - Mobil Porsche di Indonesia menjadi bahan pembicaraan setelah ada insiden mobil Mitsubishi Xpander menabrak mobil Porsche 911 GT3 di showroom milik Ivan's Motor yang berada di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK).
Padahal harga mobil asal Jerman itu juga sangat fantastis yakni mencapai Rp9,3 miliar dengan status off the road.
Perlu diketahui, Porsche merupakan produsen otomotif asal Jerman yang berspesialisasi di produksi mobil sport, SUV dan sedan. Porsche berkantor pusat di Stuttgart.
Di Indonesia, mobil Porsche menjadi mobil mewah karena harga yang mahal. Hanya segelintir orang yang mampu membeli mobil Porsche.
“Wah, siapa ya Pak? Dari mana ya?,” tutur pria yang merupakan perekam video tersebut saat menanyakan kepada petugas keamanan mengenai kejadian tersebut.
Kasus ini pun sudah ditangani pihak Kepolisian. Diketahui, showroom Ivan's Motor disebut menderita kerugian hingga Rp5,7 miliar usai ditabrak Xpander. Namun, pengemudi Xpander pun siap mengganti rugi.
Lalu sebenarnya siapa pemilik Porsche? Berikut ini penjelasannya.
Porsche didirikan pada 1931 oleh insinyur bernama Ferdinand Porsche di Austria dan kemudian memindahkan kantor pusatnya ke pusat kota Stuttgart, Jerman.
Perusahaan ini bergerak di bidang konsultasi pengembangan dan pengerjaan mobil. Salah satu tugas pertama perusahaan ini, datang dari pemerintah Jerman yang ingin memproduksi mobil rakyat Volkswagen.
Seiring berjalannya waktu dan pengembangan dalam bisnis, Porsche dan Volkswagen melakukan merger pada tahun 2011.
Saat itu, Porsche ditetapkan sebagai anak perusahaan Volkswagen AG (yang menariknya, selain menjadi induk perusahaan Porsche, VW juga memiliki Audi, Bugatti, dan Lamborghini).
Jadi, Volkswagen AG adalah perusahaan pemilik Porsche. Saat ini yang menduduki posisi CEO Porsche adalah Oliver Blume. Namun, Porsche juga memiliki saham mayoritas di Volkswagen AG.
Hasilnya adalah dua produsen mobil besar dapat melanjutkan kemitraan yang telah dimulai beberapa dekade lalu.
Baca selengkapnya: Siapa Pemilik Porsche? Ternyata Ini Orangnya
(Kurniasih Miftakhul Jannah)