JAKARTA - Meraup cuan dari peternakan sapi di bekas lahan tambang. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan daging di wilayah Indonesia.
Lahan bekas tambang disulap untuk pengembangan peternakan sapi. Inisiatif ini muncul setelah melihat Provinsi Kalimantan Timur yang selama ini kekurangan pasokan daging sapi dan selalu bergantung pada pasokan dari luar provinsi.
Melalui reklamasi dan pengelolaan tambang dengan baik, lahan pascatambang dapat memberikan nilai tambah dan potensi yang besar bagi keberlanjutan hidup masyarakat.
“Kami percaya melalui reklamasi dan pengelolaan tambang dengan baik, lahan pascatambang dapat memberikan nilai tambah dan potensi yang besar bagi keberlanjutan hidup masyarakat," ujar Presiden Direktur BUMI Adika Nuraga Bakrie dalam keterangannya, Kamis (9/5/2024).
Dia menambahkan, berkembangnya tata niaga agribisnis dari hulu ke hilir melalui keterlibatan berbagai pihak, mampu mendorong terbangunnya keterkaitan berbagai industri di luar sektor tambang, sehingga dapat menghasilkan nilai ekonomi baru.
Pihaknya mempunyai prinsip tidak hanya menambang, yang artinya semua kegiatan penambangan batu bara dikelola secara bertanggung jawab. Batu bara diharapkan dapat memberikan keuntungan jangka panjang serta dampak positif untuk kemandirian masyarakat.
Pengembangan peternakan sapi di lahan bekas tambang ini dilakukan di KPC sebagai anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan tujuan mendorong perekonomian, pendidikan, sosial budaya, kesehatan dan lingkungan kehidupan masyarakat di lokasi tambang.
Sekadar informasi, Program Peternakan Sapi Terpadu (PESAT), peternakan ayam petelur, dan perikanan yang merupakan bagian dari bidang Program Agribisnis, merupakan program yang diharapkan dapat menciptakan kemandirian masyarakat. Kegiatan yang dilakukan yaitu berupa pelatihan, pendampingan, dan stimulan kepada masyarakat.
Dengan lahan seluas 22 hektare yang digarap menjadi pengembangan kandang sapi perah, lahan sapi umbaran, mini feedmill (pabrik pakan ternak mini), dan pabrik pengolahan susu sapi.
(Feby Novalius)