JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan pada April 2024 surplus sebesar USD3,56 miliar atau turun sebesar USD1,02 miliar dibandingkan Maret 2024.
"Meski demikian, surplus April 2024 ini masih lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu," ujar Dputi Bidang Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini dalam konferensi pers hari ini, Rabu (15/5/2024).
Fudji menjelaskan surplus neraca perdagangan April 2024 lebih ditopang oleh surplus pada komoditas nonmigas yaitu sebesar USD5,17 miliar dengan komoditas penyumbang surplus utamanya bahan bakar mineral, kemudian lemak dan minyak hewan atau nabati, serta besi dan baja.
"Suprlus neraca perdagangan nonmigas April 2024 lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan lalu dan juga bulan yang sama tahun lalu," imbuhnya.
Pudji menambahkan, pada saat yang sama neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,61 miliar dengan komoditas penyumbang defisitnya adalah hasil minyak dan minyak mentah.
"Defisit neraca perdagangan migas April 2024 lebih rendah dari bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu," terangnya.
Lebih lanjut, Fudji juga memaparkan neraca perdagangan indonesia menurut negara mitra dagang, dimana pada April 2024, Indonesia mengalami surplus perdagangan barang dengan beberapa negara.
Adapun 3 terbesar diantaranya India dengan surplus USD1,46 miliar, kemudian Amerika Serikat dengan surplus USD1,09 miliar dan Filipina dengan surplus sebesar USD0,70 miliar.
Fudji bilang, surplus terbesar yang dialami dengan India didorong oleh komoditas bahan bakar mineral, kemudian lemak dan minyak hewan atau nabati dan logam mulia dan perhiasan atau permata.
Sementara itu, sambung Fudji, Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara dimana 3 terdalam yaitu Australia defisit USD0,44 miliar, kemudian Brazil dengan defisit USD0,39 miliar dan Thailand dengan defisit USD0,16 miliar
"Defisit terdalam yang dialami dengan Australia ini didorong oleh komoditas BBM, kemudian bijih logam kerak dan abu, dan serealia," tukas Fudji.
(Taufik Fajar)