JAKARTA - PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) menjelaskan soal penurunan laba hingga tersisa Rp16,5 juta di kuartal I-2024. Laba anjlok 99% dibandingkan periode sama tahun 2023 yang mencapai Rp36,65 miliar.
“Pertama karena revenue kami turun, sedangkan operating expenses (opex) kami banyak yang fixed,” terang Direktur BOLA, Yohanes Ade Bunian Moniaga, dalam Paparan Publik di Jakarta Barat, Senin (27/5/2024).
Yohanes menuturkan biaya operasional yang sudah pasti setiap tahunnya tidak mampu ditutup oleh kinerja pendapatan baik dari sisi segmen manajemen klub hingga sport agency.
Hal ini ditambah dengan penurunan pendapatan lain sebagai diversifikasi pemasukan, sehingga berdampak terhadap kinerja bottomliine.
“Jadi reveneu yang turun ini tidak dapat menutupan beban operasi yang fiks. Yang kedua, other incomenya juga turun,” terang Yohanes.
Kendati tak banyak laba yang masuk kantong dalam tiga bulan pertama, Bali United masih mempunyai retained earnings atau saldo laba mencapai Rp199,43 miliar, yang notabene adalah hasil akumulasi profit pada beberapa periode sebelumnya.
Direktur Utama BOLA Yabes Tanuri menegaskan pihaknya masih fokus melakukan pembinaan talenta muda klub melalui Bali United Academy dan Bali 7s International Youth Tournament. Dalam urusan bisnis, Yabes menilai langkah ini dapat mendorong keberlangsungan bisnis perusahaan di masa depan.