JAKARTA - Bank Dunia (World Bank) menunjuk dua wanita hebat asal Indonesia sebagai direktur mereka. Ini merupakan sebuah prestasi gemilang bagi Indonesia sekaligus bukti konkrit kontribusi kita dalam ekonomi global.
Bank Dunia merupakan salah satu lembaga pendanaan terbesar di dunia bagi negara-negara berkembang. Mereka merekognisi partisipasi dari dua orang asal Indonesia ini sebagai direktur pelaksana.
Hal yang melandasi bank dunia mengangkat dua orang ini sebagai direktur adalah prestasi ekonomi mereka yang sangat mengesankan. Hal tersebut membawa mereka menjadi srikandi Indonesia yang menorehkan sejarah dalam lembanga keuangan internasional.
Banyak orang yang kemudian terinspirasi sekaligus bangga atas pencapaian yang diraih oleh dua wanita tersebut.
Siapakah sosok dua wanita tersebut?
Berikut 2 wanita Indonesia yang jadi direktur Bank Dunia:
1. Mari Elka Pangestu
Mari Elka Pangestu merupakan salah satu direktur Bank Dunia dari Indonesia. Ia menjabat sebagai Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Bank Dunia pada tahun 2020.
Perannya dalam bank dunia adalah memperkuat kemitraan global dan mengembangkan kebijakan strategis untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di berbagai negara.
Jenjang pendidikan Mari Elka diantaranya memperoleh gelar sarjana dan master di bidang ekonomi dari Australian National University, dan gelar doktor di bidang ekonomi dari University of California di Davis.
Sebelumnya, Mari Elka Pangestu dikenal sebagai Menteri Perdagangan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia di tahun 2011 hingga 2014. Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan Indonesia dari tahun 2004 hingga 2011.
Sebagai direktur pelaksana, Mari Elka memimpin serta mengawasi kelompok penelitian dan data di Bank Dunia (DEC), program kerja Kelompok Praktik Global Bank Dunia, dan fungsi Hubungan Eksternal dan Korporat.
Mari Elka sangat dihormati sebagai ahli internasional dalam berbagai isu global. Dia mengepalai Dewan Pengawas Institut Penelitian Kebijakan Pangan Internasional (IFPRI) di Washington DC dan memberikan saran sebagai penasihat untuk Komisi Global Geopolitik Transformasi Energi di Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) di Abu Dhabi.
Lebih lanjut, Mari Elka telah mengumpulkan lebih dari tiga dekade pengalaman yang luas di berbagai bidang, termasuk akademis, jalur kedua, organisasi internasional, dan pemerintahan. Pengalamannya mencakup perdagangan internasional, investasi, dan pembangunan dalam konteks multilateral, regional, dan nasional.
Dirinya pernah menjadi Senior Fellow di Columbia School of International and Public Affairs, Profesor Ekonomi Internasional di Universitas Indonesia, serta sebagai asisten profesor di Lee Kuan Yew School of Public Policy dan Crawford School of Public Policy di Australian National University.
Selain itu, dia juga menjadi Anggota Dewan Biro Riset Ekonomi Indonesia (IBER) dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) di Jakarta.
Rekam jejaknya dalam posisi di dewan dan kelompok tugas meliputi kepemimpinan dalam Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDSN), peran sebagai salah satu ketua kelompok ahli untuk Panel Tingkat Tinggi untuk Ekonomi Laut Berkelanjutan, serta partisipasi dalam inisiatif kesehatan WHO dan Equal Access Initiative.
2. Sri Mulyani Indrawati
Selama periode 2010 hingga 2016, menteri keungan RI ini menjabat sebagai Direktur Pelaksana dan Chief Operating Officer di Bank Dunia, dengan tanggung jawab mengawasi operasional bank tersebut secara global.
Sebelum bergabung dengan Bank Dunia, Sri memiliki pengalaman sebagai menteri keuangan Indonesia dan juga sebagai menteri koordinator urusan ekonomi. Sebelumnya, Ia juga pernah menjabat sebagai kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia dan direktur eksekutif di Dana Moneter Internasional.
Dalam tugasnya sebagai direktur Bank Dunia, Ia bekerja sama dengan negara-negara klien dan anggota untuk merancang strategi operasional yang menanggapi tantangan pembangunan baru dan berkelanjutan.
Strategi tersebut bertujuan untuk mendukung Bank Dunia dalam upaya mengakhiri kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan bersama.
Lebih lanjut, Sri Mulyani juga sering mewakili Kelompok Bank Dunia dalam pertemuan G20 dan forum internasional lainnya. Ia juga bertanggung jawab atas pengaturan strategis dan kerangka kebijakan IDA, yang merupakan sumber bantuan utama bagi 77 negara termiskin di dunia.
Sri Mulyani juga aktif memimpin Dewan Penasihat Kelompok Bank Dunia mengenai Gender dan Pembangunan, yang menghubungkan pemimpin dan ahli global dalam diskusi tentang isu-isu gender, termasuk dari sektor swasta.
Pengalaman Sri Mulyani tidak hanya menjabat sebagai Menteri dan Direktur saja, Ia juga sebelumnya adalah anggota fakultas di Universitas Indonesia dan profesor tamu di Sekolah Kebijakan Publik Andrew Young di Universitas Negeri Georgia. Ia meraih gelar doktor ekonomi dari Universitas Illinois dan gelar sarjana ekonomi dari Universitas Indonesia.
Pada tahun 2016, Sri Mulyani Indrawati mengakhiri masa tugasnya di Bank Dunia setelah dipanggil kembali oleh Presiden Joko Widodo untuk menjabat kembali sebagai menteri keuangan.
Baca Selengkapnya: 2 Wanita Indonesia Jadi Direktur Bank Dunia
(Kurniasih Miftakhul Jannah)