40.000 Perusahaan Israel Bangkrut sejak Oktober

Nekha Fatimah Nursadiyah, Jurnalis
Jum'at 12 Juli 2024 10:51 WIB
40 ribu perusahaan israel bangkrut (Foto: Reuters)
Share :

JAKARTA – Sebanyak 40.000 perusahaan Israel telah menutup usahanya sejak Oktober. Jumlah perusahaan Israel yang bangkrut diproyeksi bertambah menjadi 60.000 pada akhir tahun ini.

Melansir Middle East Monitor, Jumat (12/7/2024), sebuah surat kabar Israel, Maariv, mengutip data dari CEO perusahaan informasi bisnis CofaceBDI, Yoel Amir, yang mengatakan: “Ini adalah angka yang sangat tinggi yang mencakup banyak sektor.”

Sekitar 77% usaha yang bangkrut adalah usaha kecil yang paling rentan. Adapun sektor yang paling terkena dampak adalah konstruksi dan industri terkait seperti keramik, AC, aluminium, dan bahan bangunan.

Sementara sektor perdagangan, termasuk fesyen, furnitur dan peralatan rumah tangga, serta sektor jasa, termasuk kafe, hiburan dan jasa hiburan, serta transportasi juga terkena dampaknya.

Pariwisata sangat terkena dampak perang dengan hampir tidak adanya pariwisata asing, seiring dengan menurunnya mood nasional.

“Kerusakan di zona pertempuran lebih serius, namun kerugian terhadap dunia usaha terjadi di seluruh negeri, dan hampir tidak ada sektor yang terkena dampaknya,” kata Amir.

Dia menunjukkan bahwa kerusakan yang ditimbulkan sangat besar pada semua aspek perekonomian Israel. “Pada akhirnya, ketika perusahaan-perusahaan menutup usahanya dan tidak mempunyai kemampuan untuk membayar utangnya, maka terdapat juga kerugian kecil pada pelanggan, pemasok. dan perusahaan yang menjadi bagian dari sistem kerjanya,” ucapnya.

“Selain penutupan perusahaan, terjadi penurunan tajam aktivitas korporasi di berbagai sektor sejak awal perang,” tambahnya.

Amir menegaskan bahwa dalam jajak pendapat baru-baru ini, sekitar 56 persen manajer perusahaan komersial di Israel mengatakan telah terjadi penurunan signifikan dalam aktivitas mereka sejak awal perang.

“Kami memperkirakan pada akhir tahun 2024, diperkirakan sekitar 60.000 perusahaan akan tutup di Israel. Sebagai perbandingan, pada tahun 2020, tahun krisis Corona, sekitar 74.000 perusahaan tutup.”

Dia menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan Israel menghadapi tantangan yang sangat sulit yang diwakili oleh kekurangan tenaga kerja, penurunan penjualan, tingkat suku bunga yang tinggi dan biaya pembiayaan yang tinggi, masalah transportasi dan logistik, kekurangan bahan mentah, dan tidak dapat diaksesnya lahan pertanian di zona pertempuran.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya