JAKARTA – Bisnis meeting, incentives, conferences, dan exhibition (MICE) di Indonesia sangat potensial. Bisnis ini diprediksi tumbuh berkisar 12-17% pada 2024.
“Bisnis MICE di Indonesia sangat potensial. Kami perkirakan bisa tumbuh berkisar 12-17% pada 2024. Salah satu pemicu adalah kondusifnya perekonomian nasional,” kata Ketua DPP Asosiasi Kongres dan Konvensi Indonesia (Incca) Iqbal Alan Abdullah, Minggu (4/8/2024).
Menurutnya, perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (pileg) serentak yang lancar ikut menopang pertumbuhan bisnis MICE.
“Tahun 2023, nilai bisnis MICE secara nasional mencapai sekitar USD3 miliar atau sekitar Rp45 triliun,” ujarnya.
Pada 2022, sektor MICE di Indonesia mencatatkan peningkatan sebesar 14% dengan nilai USD2,23 milliar dibandingkan dengan 2021 yang senilai USD1,95 miliar. Tahun 2021, bisnis MICE tumbuh sekitar 20% setelah diterpa pandemi Covid-19 pada 2020.
“Pada 2021, pemerintah mendorong digelarnya pertemuan internasional sehingga bisnis MICE kembali bangkit dibandingkan dengan 2020. Pertumbuhan terus terjadi hingga 2023. Bahkan, akan terus bertumbuh pada masa mendatang,” katanya.
Menurut Iqbal, selain digerakkan oleh kegiatan-kegiatan pemerintah, bisnis MICE di Indonesia juga dipengaruhi oleh aktivitas organisasi-organisasi profesi internasional.
“Misal, organisasi profesi kedokteran yang memiliki banyak spesialis mulai dari dokter jantung, THR hingga bedah. Organisasi profesi internasional secara rutin melakukan pertemuan dan berpindah dari satu negara ke negara lain,” katanya.
Sebagai informasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mencatat MICE memiliki kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian masyarakat, karena turis MICE ditengarai mempunyai spending 3-4 kali lebih besar dari leisure.
(Feby Novalius)