Ekonomi Indonesia Masih Jawa Sentris
Pulau Jawa masih menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia sebesar 57,04% dengan pertumbuhan 4,92% pada kuartal II-2024. Aktivitas utama sumber pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa di antaranya jasa keuangan, perdagangan, dan konstruksi.
Kemudian disusul Pulau Sumatera yang memberikan kontribusi 22,08% dengan pertumbuhan 4,48%. Pertumbuhan ekonomi di Sumatera masih ditopang Sumatera Utara, dengan sumber utama perdagangan ekonomi, perdagangan, pertanian, kehutanan dan perikanan serta konstruksi.
Pulau Kalimantan memberi kontribusi 8,18% dengan pertumbuhan 5,22% yang ditopang oleh Kalimantan Timur. Penyumbang utamanya adalah pertambangan, penggalian konstruksi dan perdagangan.
Pulau Sulawesi berkontribusi 7,16% dengan pertumbuhan 6,07% yang ditopang sumber utama pertanian, kehutanan dan perikanan, serta industri pengolahan dan perdagangan.
Pulau Bali dan Nusa Tenggara memberi kontribusi 2,84% dengan pertumbuhan 6,84% didorong oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalia
Maluku dan Papua memberi kontribusi 2,7% dengan pertumbuhan 8,45% yang didorong oleh aktivitas ekonomi di Papua Barat dengan sumber pertumbuhan utama pengolahan pertambangan dan penggalian serta administrasi pemerintahan.
Deflasi Beruntun
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi deflasi 0,18% pada Juli 2024. Sementara, inflasi tahunan Indonesia pada Juli 2024 tercatat sebesar 2,13 persen (year-on-year/yoy).
Deflasi ini terjadi selama 3 bulan terakhir. Penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) sudah terjadi dimulai Mei, Juni dan Juli. BPS mengumumkan IHK turun atau deflasi sebesar 0,08% pada Juni 2014 dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm). IHK pada Mei 2024 juga turun atau mengalami deflasi 0,03% (mtm).
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, terjadinya deflasi beruntun bukan disebabkan oleh daya beli masyarakat yang menurun. BPS menyatakan terjadinya deflasi justru disebabkan oleh suplai yang melimpah di pasar.
"Kalau karena suplai pasokan pasar dari komoditas yang cukup di pasar dan kemudian ini yang menyebabkan penurunan harga karena meningkatnya pasokan ini tidak bisa langsung disimpulkan ini penurunan daya beli, justru deflasi ini terjadi karena pasokan yang melimpah," katanya dalam konferensi pers di kantornya.
Deflasi adalah kondisi di mana harga barang atau jasa mengalami penurunan dalam periode tertentu. Meskipun secara sekilas deflasi bisa memberikan keuntungan kepada konsumen sebab harganya relatif murah, namun hal ini menjadi pertanda bahwa kondisi ekonomi suatu negara sedang tidak stabil.
Sementara, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) deflasi merupakan penambahan nilai mata uang, antara lain dengan pengurangan jumlah uang kertas yang beredar dengan tujuan mengembalikan daya beli yang yang nilainya turun. Deflasi merupakan fenomena penurunan harga yang ada di dalam suatu wilayah. Deflasi terjadi karena kekurangan jumlah uang beredar yang menyebabkan daya beli masyarakat menjadi turun.
Beberapa penyebab terjadinya deflasi antara lain, penurunan jumlah uang beredar di masyarakat karena cenderung menyimpan uangnya di bank, berkurangnya permintaan barang sementara produksi akan barang terus meningkat atau tidak bisa dikurangi dan masyarakat tidak lagi mengkonsumsi barang tersebut karena bosan atau membatasi pembelian, serta perlambatan kegiatan ekonomi sehingga banyak pekerja yang terdampak karena berkurannya pengahsilan sehingga jumlah uang beredar di masyarakat pun menjadi berkurang.