BNI Cetak Laba Rp10,7 Triliun dan Salurkan Kredit Rp727 Triliun, Ini Penopangnya

Taufik Fajar, Jurnalis
Kamis 22 Agustus 2024 18:57 WIB
BNI Cetak Laba Rp10,7 Triliun dan Salurkan Kredit Rp727 Triliun (Foto: BNI)
Share :

Ekspansi bisnis yang terakselerasi dan efisiensi dari sisi CoF yang terjadi di kuartal II 2024 menghasilkan pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) yang meningkat 3,1% dari kuartal sebelumnya. Kinerja top line juga didukung oleh pertumbuhan Fee Based Income (FBI) yang baik mencapai 11,9% YoY, didorong oleh pertumbuhan fee dari banking activities dan transaksi digital.

Sebagai dampak dari akselerasi kredit di segmen berisiko rendah, kualitas aset terus membaik yang terlihat dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) dan rasio Loan at Risk (LaR).

Rasio NPL per Juni 2024 tercatat berada di level 2%, membaik jika dibandingkan Juni tahun lalu yang sebesar 2,5%. Sementara itu, LaR yang mencakup NPL, kredit pada kolektibilitas 2, dan kredit kolektibilitas lancar yang sedang direstrukturisasi tercatat sebesar 12,3%, membaik dibandingkan Juni tahun lalu sebesar 16,1%.

“Meskipun indikator kualitas aset menunjukkan perbaikan yang kuat, kami terus mengimbanginya dengan penyediaan pencadangan pada level yang cukup untuk mengantisipasi risiko ketidakpastian di masa mendatang. Rasio pembentukan beban CKPN terhadap total kredit atau credit cost hingga semester I 2024 sebesar 1%, menurun 40 bps dibandingkan credit cost yang dibentuk pada semester I tahun lalu sebesar 1,4%,” jelas Novita.

CKPN yang dibentuk sangat memadai untuk mengcover kebutuhan penambahan pencadangan bagi debitur–debitur yang masih dalam perhatian khusus. Kecukupan pencadangan ini tergambar dari rasio pencadangan untuk NPL dan LaR pada posisi Juni 2024, yang berada di level memadai masing–masing sebesar 298% dan 48%.

“Secara konsolidasi, BNI mampu membukukan perolehan laba bersih semester I 2024 sebesar Rp10,7 triliun, tumbuh 3,8% YoY. Pencapaian ini relatif inline dengan ekspektasi market. Kami berkomitmen untuk menjaga momentum positif kinerja dan mencapai target bisnis tahun ini, antara lain dengan melihat masih baiknya loan demand, terutama di segmen korporasi, serta potensi membaiknya kondisi likuiditas di semester II 2024 dari kebijakan moneter dan fiskal, baik global maupun domestik yang lebih ekspansif,” kata Novita.

Sementara itu, Direktur Retail Banking BNI Corina Leyla Karnalies memaparkan, melalui agenda transformasi, BNI melakukan penajaman fokus bisnis dan perbaikan proses bisnis yang memungkinkan segmen consumer menjadi pilar pertumbuhan kedua setelah korporasi. Segmen consumer telah tumbuh rata-rata 12% per tahun sejak 2020, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit secara total bankwide yang tumbuh sebesar rata-rata 8% per tahun sejak 2020.

Adapun hingga semester I 2024 ini, segmen consumer mampu tumbuh 15,1% YoY, didorong oleh payroll loan dan kredit pemilikan rumah (mortgage), yang masing-masing tumbuh 17% YoY dan 12,6% YoY.

“Saat ini kami memiliki posisi yang cukup kuat di industri, dimana untuk produk-produk utama seperti KPR, personal loan, dan kartu kredit, BNI menjadi Top-3 dan Top-4 di industri. Kami memiliki aspirasi untuk semakin memperkuat posisi kami di segmen ini, serta menjadikan produk layanan consumer kami sebagai salah satu pilihan utama masyarakat,” kata Corina.

Salah satu kunci pertumbuhan bisnis yang kuat di segmen consumer adalah optimalisasi bisnis dari ekosistem nasabah korporasi, serta memperdalam bisnis dari kemitraan dengan top developer di Indonesia. Pencapaiannya antara lain terefleksi dari meningkatnya ticket size kredit KPR BNI atau rata-rata nilai KPR per debitur sebesar 1,5x dari Rp558 juta di tahun 2020 menjadi Rp782 juta di Juni 2024. Peningkatan ini mengindikasikan bergesernya segmen nasabah KPR BNI menjadi lebih tinggi dengan kapasitas kredit dan repayment capacity yang lebih baik.

Pergeseran profil nasabah juga terjadi pada payroll loan, yaitu pinjaman yang diberikan kepada nasabah yang rekening gajinya di BNI. Hampir seluruh nasabah payroll loan yang berjumlah 335 ribu adalah fixed income earners atau pegawai berpenghasilan tetap yang berasal dari institusi pemerintah, serta pegawai dari perusahaan-perusahaan swasta yang menjadi nasabah segmen korporasi.

“Ke depan, kami terus berupaya memperkuat proposisi bisnis consumer kami sebagai lifetime banking partner," katanya,

Lebih lanjut Corina mengatakan, terkait dengan kinerja digital banking, secara konsisten perseroan dapat meningkatkan kapabilitas, dan terus inovatif dalam pengembangan solusi keuangan digital yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Salah satunya dengan diluncurkannya wondr by BNI.

Sementara itu, BNI Mobile Banking juga masih diaktifkan dalam rangka transisi. Kinerjanya cukup baik dengan jumlah transaksi di semester I 2024 tumbuh 49% YoY mencapai 688 juta transaksi, serta nilai transaksi selama enam bulan pertama yang menembus Rp707 triliun, tumbuh sebesar 30,1% YoY.

Dari segmen wholesale banking, jumlah pengguna BNIDirect mencapai lebih dari 157 ribu user tumbuh 7,9% YoY. Hal ini mendorong pertumbuhan volume transaksi cash management mencapai Rp3.798 triliun, tumbuh 17,6% YoY. Sementara jumlah transaksi mencapai 582 juta kali, tumbuh 35,3% YoY.

Corina menambahkan, BNI memiliki jaringan Agen Laku Pandai BNI Agen46 yang luas dan terus berkembang. Hingga Juni 2024, jumlah agen telah mencapai 205.379, meningkat sebesar 18,2% YoY. Jaringan ini menjangkau lebih dari 6.000 kecamatan dan 35.000 kelurahan/desa di seluruh Indonesia. Selama semester I 2024, BNI Agen46 mencatat total transaksi sebanyak 42,88 juta dengan nilai mencapai Rp23,89 triliun.

“Kami masih memiliki agenda transformasi digital lainnya yang sedang berjalan. Perseroan terus berkomitmen untuk hadir memberikan pengalaman perbankan terbaik bagi seluruh nasabah, baik kepada nasabah ritel maupun korporasi,” tutup Corina.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya