4 Fakta Gedung Miring di Jakarta, dari Menara Saidah hingga Aset BUMN

Kurniasih Miftakhul Jannah, Jurnalis
Senin 23 September 2024 05:06 WIB
Fakta gedung miring yang ada di Jakarta (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA – Terungkap ada beberapa gedung miring di Jakarta. Selain Menara Saidah, dua gedung milik Kementerian BUMN juga mengalami kemiringan.

Di kawasan Jakarta, gedung miring yang paling terkenal adalah Menara Sarinah. Bangunan Menara Saidah merupakan sebuah gedung terbengkalai yang pernah berfungsi sebagai pusat perkantoran.

Berikut adalah fakta mengenai gedung miring di Jakarta yang dirangkum Okezone, Senin (23/9/2024).

1. Menara Saidah

Menara Saidah viral lantaran memiliki struktur bangunan yang miring. Pada tahun 2007, gedung ini resmi ditutup untuk umum karena pondasi gedung tidak tegak berdiri dan miring beberapa derajat serta dianggap membahayakan keselamatan penghuni gedung.

Gedung ini dibangun pada tahun 1995 hingga 1997 oleh PT. Hutama Karya dan merupakan gedung tinggi pertama yang dibangun oleh kontraktor tersebut. Pada awalnya, gedung yang belum dibangun ini dimiliki oleh PT. Mustika Ratu atas nama Mooryati Soedibyo. Pada tahun 1995, kepemilikan gedung ini dilelang dan lelang ini dimenangkan oleh anak kelima keluarga Saidah Abu Bakar Ibrahim, dan kemudian berpindah tangan ke anak bungsunya, Fahmi Darmawansyah.

2. Gedung Milik BUMN

Dua gedung milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di kawasan monumen nasional (Monas), Jakarta Pusat, miring. Hal ini lantaran bangunannya sudah lama alias jadul.

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, kedua bangunan atau aset fisik perseroan tersebut sudah berdiri sejak lama. Perkara ini mendorong pemegang saham melakukan optimalisasi.

“Satu, dua gedung (milik BUMN) sudah miring karena uda dibangun lama, pak Tiko (Kartika Wirjoatmodjo) yang bilang ke saya,” ujar Erick saat ditemui di Mandiri Digital Tower, Jakarta Barat, Rabu (18/9/2024).

3. Aset BUMN Bakal Disewakan

Adapun, total aset perseroan di kawasan Monas yang bakal dioptimalisasi sebanyak 20 gedung. Erick memastikan, pihaknya membuka diri terhadap banyak pihak, termasuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, untuk dikerjasamakan.

Menurutnya, penataan ulang dan pemanfaatan gedung milik BUMN perlu dilakukan, mengingat pemerintah pusat, termasuk Kementerian BUMN, bakal pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim). Artinya, jika tidak dimanfaatkan dengan baik, aset-aset ini bakal terbengkalai.

4. Aset BUMN Tidak Dijual

Soal kemitraan tersebut, Erick membantah bila aset-aset perusahaan dijual ke investor atau pihak eksternal.

“Gini, kadang kadang ‘Erick Thohir menjual aset di Monas’ gak begitu pak Tiko ya, Pos Blok asetnya BUMN, kita kasih UMKM mengisi, tapi gak sewa, bagi hasil. Kalau sarinah naik kelas lagi, gitu kan. Sama, kawasan di monas itu ada 20 aset ya,” paparnya.

“Kita akan pindah ke IKN kan, gedung-gedung ini kosong, betul gak? Terus kalau Bank Mandiri punya aset, BUMN punya, ngapain bayar listrik di dua tempat, perawatan di dua tempat, kan mubazir,” ucap dia.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya