JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sektor jasa keuangan Indonesia terjaga stabil.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan kondisi ini terjadi di tengah tren pelonggaran kebijakan moneter, khususnya setelah Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan.
“Kami melihat bahwa stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil. Pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif akibat periode cut-cycle bank sentral,” kata Mahendra dalam Konferensi Pers RDK Bulanan OJK, Senin (1/10/2024).
Kebijakan moneter global yang akomodatif, mendorong kenaikan likuiditas di pasar keuangan, tercermin dari penguatan pasar keuangan global di mayoritas negara. Dari sisi domestik, kinerja perekonomian dinilai masih terkendali dengan tingkat inflasi yang terjaga, dan neraca perdagangan yang tercatat surplus.
Meskipun penurunan suku bunga kebijakan mendorong sentimen positif di pasar keuangan, OJK menyoroti sinyal pelemahan kinerja perekonomian global, seiring tensi geopolitik yang masih tinggi dan tekanan terhadap harga komoditas.
“Sehingga ini mengakibatkan risiko ketidakpastian ke depan masih tinggi dan perlu diwaspadai oleh sektor jasa keuangan dan melakukan partisipatif yang diperlukan,” pungkas Mahendra.
OJK Catat Penghimpunan Dana Pasar Modal Tembus Rp137,05 Triliun
OJK menyatakan penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren positif hingga akhir September 2024. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan nilai penawaran umum mencapai Rp137,05 triliun.
“Sebanyak Rp4,39 triliun diantaranya merupakan fundraising dari 28 emiten baru.” kata Inarno.
Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), terang OJK, juga tumbuh 0,34 persen month-to-date (MtD) hingga 27 September 2024. Namun, dalam akumulasi bulanan (1-30 September), IHSG merosot 1,86 persen month-to-date (MtD). Berkat tren penggalangan dana IPO, Inarno menyebut nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.875 triliun, meskipun melandai 1,82 persen month-to-date.
“Investor non-resident (asing) mencatatkan net buy cukup besar mencapai Rp25 triliun month-to-date atau secara year-to-date net-buy tercatat sebesar Rp52,75 triliun.” ujarnya.
Dari pasar obligasi sampai dengan 27 September 2024, indeks pasar obligasi ICBI menguat 1,28 persen year-to-date ke level 396,13. Dengan year SBN rata-rata turun 10,76 b to date secara year to date sampai dengan 26 September 2024 tercatat net buy sebesar Rp31 triliun.
Untuk pasar obligasi, obligasi korporasi, investor non-resident mencatatkan net sale sebesar Rp0,11 triliun month to date, di mana secara year toto-date tercatat net sale sebesar Rp2,42 triliun.
(Taufik Fajar)