JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin ketat menyeleksi calon emiten yang akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Bursa melakukan evaluasi berkala kepada calon-calon perusahaan tercatat. Dalam hal ini, tidak semua perusahaan yang mendaftar diterima untuk melanjutkan proses pendaftaran.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, pihak bursa menolak perusahaan dalam proses pendaftaran IPO bukan karena semata-mata tidak mencetak laba. Faktor lainnya yakni bursa menganggap kapabilitas dewan komisaris dan dewan direksi dianggap belum cukup.
“Bagi bursa kriterianya tidak semata-mata tidak laba, kami menolak perusahaan bukan karena gak laba, tapi komisaris dan direksi gak mengerti tugasnya,” kata Iman di press room Bursa Efek Indonesia pada Kamis (17/10/2024).
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan sejumlah alasan ditolaknya calon emiten yang mendaftar antara lain, isu going concern di mana pihak bursa meyakinkan para calon emiten mengenai kelanjutan usaha dan memberikan dampak positif ke pasar modal.
Selanjutnya terkait dengan bisnis model calon emiten. Menurutnya, bisnis model merupakan suatu hal yang penting untuk memastikan kegiatan usaha calon perusahaan tercatat berkelanjutan.
“Walaupun sudah memenuhi persyaratan, saat ini relatif sekitar 40 persen yang ditolak oleh bursa karena kami melakukan evaluasi dengan seksama,” ujar Nyoman.
(Feby Novalius)