Samukrah juga menyoroti selama ini petani tembakau dianggap tidak sejahtera dan tidak mendapat penghidupan layak oleh berbagai pihak. Padahal nyatanya, hasil dari panen tembakau sangat membantu kehidupan para petani selama ini. Proses panen menjadi momen yang ditunggu-tunggu, sebab para petani menggantungkan hidupnya pada hasil tersebut.
“Hasil tembakau sangat berpengaruh besar bagi para petani. Penghasilan utama kami adalah tembakau,” tegas Samukrah. Ketika para petani sudah mengatongi hasil dari panen tembakau, ia mengatakan uang yang diperoleh dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan digunakan untuk membangun rumah.
“Kalau aturan ini dilaksankan berarti hampir sama dengan membunuh secara perlahan kehidupan keluarga kami. Tembakau ini sangat esensial dan krusial sekali di daerah kami,” ujarnya.
Oleh karenanya, mewakili para petani tembakau, Samukrah menekankan pentingnya pelibatan seluruh pemangku kepentingan di sektor tembakau, termasuk petani, dalam diskusi Rancangan Permenkes ini. Karena, seringkali posisi petani terabaikan dengan kemunculan kebijakan yang terus membebani dan merugikan pihaknya.
“Kebijakan ini akan memunculkan efek domino yang dapat menekan distribusi hasil panen kami hingga ke hilir. Aturan ini perlu dibatalkan agar tidak terus menggerus kehidupan petani,” tutupnya.
(Feby Novalius)