JAKARTA - Ada berbagai faktor yang menyebabkan industri tekstil salah satunya PT Sritex bangkrut. Di sisi lain, jaringan produksi yang dibangun tidak sebaik negara-negara tetangga, misalnya Vietnam.
“Jaringan produksi global tidak terintegrasi dengan baik sehingga industri kita kalah bersaing,” papar Ekonom asal Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi, Senin (4/11/2024).
Fithra menyebut, kendati pada pandemi Covid-19, PT Sritex menerima banyak pesanan, namun dilihat dari utang yang dimilikinya menjadi bukti bahwa perusahaan ini sudah mengalami kesulitan keuangan.
“Pada 2020 mengajukan perpanjangan utang, ini kan berarti perusahaan ini sudah mengalami kesulitan keuangan. Perbankan pun juga takut memberikan kredit sehingga mengenakan bunga premium yang cukup tinggi,” ungkap dia.
Dia menilai keluarnya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8/2024 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor dianggap sebagai biang keladi pailitnya PT Sritex.
Kendati Kementerian Perdagangan sudah menyatakan bahwa Permendag 8/2024 bukan menjadi penyebab dari gulung tikar industri tekstil di Indonesia, namun masih ada pihak yang mengaitkannya.
Menurutnya industri tekstil di Indonesia sudah dalam kondisi tertekan sejak 10 tahun terakhir.