Dalam kesempatan ini Purbaya menyoroti maraknya instrumen investasi di kalangan anak muda. Menurutnya, sebelum memulai investasi, Gen Z harus memahami kondisi keuangannya, dan tidak instan dalam mengambil keputusan investasi tanpa dibekali pengetahuan yang cukup.
“Perlu diingat dalam hal investasi adalah jangan terburu-buru ikut investasi, apalagi sampai utang untuk investasi. Kalau kalian belum mengerti investasi mana yang akan dipilih, belajar dulu. Pelajari seperti apa perilaku pasar dan ekonominya. Kalau di saham itu ada analisa fundamental dan teknikalnya,” tuturnya.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memberikan literasi keuangan kepada para mahasiswa dalam diskusi bertema Cerdas Mengatur Keuangan untuk Gen Z yang disponsori oleh BNI. SEVP Wealth Management BNI Steven Suryana menjelaskan, generasi Z (Gen Z) merupakan generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 dan tumbuh di era internet dan teknologi digital.
Oleh karenanya, menurut Steven, tingkat literasi keuangan Gen Z dinilai lebih baik dibandingkan generasi di atasnya. Namun, tantangan yang seringkali dihadapi oleh generasi ini adalah kebiasaan serba instan, termasuk dalam berinvestasi. “Jangan berinvestasi karena FOMO (Fear of Missing Out), karena teman masuk ke dalam produk tertentu, terus ikutan tanpa mempelajari. Jangan maunya serba instan,” ungkap Steven.
Dia mengungkapkan, fundamental bagi Gen Z dalam berinvestasi yaitu bagaimana mengetahui dan memahami apa itu investasi, tujuan, serta risiko dan keuntungannya dalam jangka panjang. Menurutnya, Gen Z perlu mengetahui profil risiko sebelum memutuskan untuk memilih jenis instrumen investasi.