JAKARTA - Daftar pekerjaan yang diprediksi hilang dari muka bumi. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, sejumlah profesi yang dahulu dianggap stabil kini menghadapi ancaman kepunahan. Transformasi digital dan otomatisasi telah mengubah lanskap dunia kerja, memaksa pekerja untuk beradaptasi atau tertinggal.
Dunia kerja tengah mengalami revolusi besar-besaran. Kecerdasan buatan (AI), otomatisasi, dan digitalisasi bukan lagi sekadar konsep futuristik, melainkan realitas yang menggeser peran manusia dalam berbagai sektor. Laporan "Future of Jobs Report 2025" dari World Economic Forum (WEF) memprediksi bahwa sekitar 92 juta pekerjaan akan hilang pada tahun 2030 akibat kemajuan teknologi dan perubahan tren ekonomi global. Berikut beberapa profesi yang diprediksi hilang dari muka bumi yang dirangkum oleh Okezone.
Pekerja Percetakan dan Perdagangan Terkait: Dengan pergeseran menuju media digital, permintaan terhadap layanan percetakan tradisional menurun drastis, mengancam keberlangsungan profesi ini.
Desainer Grafis: Kemajuan perangkat lunak desain dan ketersediaan template yang mudah digunakan oleh publik mengurangi kebutuhan akan desainer profesional.
Pekerja Entri Data: Teknologi otomatisasi dan AI mampu menyelesaikan tugas entri data dengan efisiensi tinggi, menggantikan peran manusia dalam pekerjaan ini.
Kasir dan Petugas Tiket: Penggunaan mesin self-checkout dan sistem pembayaran digital mengurangi kebutuhan akan kasir dan petugas tiket di berbagai industri.
Petugas Layanan Pelanggan: Chatbot berbasis AI semakin menggantikan peran manusia dalam memberikan layanan pelanggan yang cepat dan efisien.
Asisten Administrasi dan Sekretaris Eksekutif: Banyak tugas administratif kini dapat di otomatisasi melalui perangkat lunak, mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia dalam posisi ini.
Akuntan dan Auditor: Software akuntansi canggih mampu melakukan analisis dan pelaporan keuangan dengan akurasi tinggi, mengurangi peran akuntan tradisional.
Teller Bank: Adopsi layanan perbankan digital dan ATM cerdas membuat peran teller bank semakin tidak diperlukan.
Pekerja Penggajian dan Pembukuan: Perangkat lunak akuntansi otomatis telah menggantikan banyak tugas manual dalam pengelolaan gaji dan pembukuan perusahaan.
Alarm Manusia (Knocker-Upper): Sebelum adanya jam alarm digital, masyarakat mengandalkan jasa knocker-upper untuk membangunkan mereka.
Tukang Potong Es Batu: Sebelum kulkas menjadi barang rumah tangga yang umum, es batu merupakan komoditas yang sangat bernilai, dan tukang potong es batu bertugas memotong balok-balok es dari danau atau sungai yang membeku saat musim dingin.
Penyala Lampu Jalan: Sebelum adanya listrik, lampu jalanan berfungsi dengan menggunakan gas sebagai sumber energinya, dan pekerja ditunjuk untuk menyalakan lampu-lampu tersebut satu per satu.
Pemburu Tikus: Di masa lalu, populasi tikus seringkali menjadi masalah serius, dan profesi pemburu tikus pun muncul untuk mengatasi hal ini.
Juru Baca Berita: Di era ketika akses informasi masih sangat terbatas, banyak pabrik besar yang mempekerjakan juru baca berita untuk membacakan berita terkini kepada para pekerja selama waktu istirahat.
Seiring dengan kemajuan teknologi, adaptasi menjadi kunci untuk bertahan. Pekerja perlu meningkatkan keterampilan, terutama dalam bidang teknologi, untuk tetap relevan di pasar kerja yang terus berkembang. Pemerintah dan sektor swasta juga memiliki peran penting dalam menyediakan pelatihan dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan.
Menghadapi era digitalisasi, kolaborasi antara individu, pemerintah, dan industri menjadi krusial untuk menciptakan ekosistem kerja yang inklusif dan berkelanjutan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)