AFPI berkomitmen terus menggencarkan program literasi dan inklusi keuangan pada 2025, dengan menyasar UMKM, komunitas masyarakat, civitas academica, hingga media massa.
“Kami meyakini bahwa dengan edukasi dan inovasi berkelanjutan, industri ini bisa terus berkontribusi positif terhadap ekonomi digital Indonesia melalui kemudahan akses layanan keuangan,” tuturnya.
Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia tercatat sebesar 66,46%, masih tertinggal dibanding indeks inklusi keuangan yang telah mencapai 80,51%.
OJK juga mencatat bahwa outstanding pembiayaan industri fintech P2P lending tumbuh 31,06% secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp80,07 triliun pada Februari 2025, dengan tingkat risiko kredit macet agregat (TWP90) sebesar 2,78%.
(Feby Novalius)