Aksi Emiten Tambang (SGER) di Tengah Lesunya Bisnis Emas Hitam

Feby Novalius, Jurnalis
Jum'at 09 Mei 2025 22:00 WIB
Pengusaha pertambangan menunjukkan optimisme terhadap masa depan bisnis batu bara .(Foto: Okezone.com)
Share :

JAKARTA – Pengusaha pertambangan menunjukkan optimisme terhadap masa depan bisnis batu bara, meskipun saat ini komoditas tersebut mengalami penurunan di perdagangan global.

Untuk memaksimalkan potensi bisnis emas hitam ini, emiten tambang PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) memimpin konsorsium TGS yang berhasil meraih kontrak perdagangan batu bara dengan COALIMEX, perusahaan perdagangan batu bara di bawah Kementerian Listrik dan Batu Bara Vietnam.

1. Kontrak Impor Batu Bara

Konsorsium TGS yang dipimpin oleh SGER menandatangani kontrak impor batu bara antrasit berkualitas tinggi sesuai dengan paket pengadaan No. 01/2024/TNK-CLM.

"Nilai kontraknya sebesar 10 juta dolar AS, dan jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah. Capaian ini merupakan hasil dari proses pengadaan yang disetujui melalui Keputusan No. 30T tertanggal 23 Januari 2025, serta dokumen persetujuan hasil evaluasi lelang dari entitas pengadaan," ujar Direktur Utama SGER, Welly Thomas, dalam keterangannya, Jumat (9/5/2025).

2. Perkuat Kerja Sama Energi Internasional

Welly mengatakan bahwa kontrak pengadaan batu bara antrasit ini merupakan bagian penting dari upaya memenuhi kebutuhan energi nasional sekaligus memperkuat kerja sama internasional di sektor energi.

COALIMEX sendiri merupakan perusahaan dengan pengalaman lebih dari 40 tahun dalam perdagangan batu bara global. Didirikan pada 1 Januari 1982, awalnya COALIMEX berada di bawah Kementerian Listrik dan Batu Bara Vietnam. Perusahaan ini kemudian berkembang di bawah Kementerian Pertambangan dan Batu Bara, hingga kini berada di bawah Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam.

 

3. Ekspansi Pasar Global

SGER adalah perusahaan terbuka asal Indonesia yang fokus pada perdagangan batu bara global. Perusahaan ini didirikan oleh Welly Thomas pada 17 Maret 2008, dan kini menjadi salah satu emiten yang diperhitungkan di bursa.

Kerja sama perdagangan batu bara dengan Vietnam bukan hal baru bagi SGER. Pada 26 Maret 2025, anak usaha SGER, Hineni Seven Resources DMCC, menandatangani kontrak penjualan batu bara dengan VIMC Shipping Company, perusahaan asal Vietnam. Nilai kontrak tersebut mencapai USD35,7 juta atau setara Rp601 miliar, untuk volume penjualan sebesar 500.000 ton.

4. Kinerja Keuangan SGER

Sepanjang 2025, SGER mencatat penjualan batu bara senilai Rp14 triliun dengan pasar ekspor meluas ke Tiongkok, Malaysia, India, Filipina, dan Bangladesh.

"Pada 2020 setelah kita listing di Bursa Efek Indonesia, omzet kita naik terus. Tahun lalu, kita mencapai Rp14 triliun," ujar Welly.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2024, pendapatan SGER mencapai Rp10,88 triliun, naik 14,30% dibanding periode yang sama pada 2023 yang sebesar Rp9,52 triliun.

Kenaikan ini didorong oleh peningkatan penjualan batu bara sebesar Rp10,65 triliun (naik 12,84% yoy) dan penjualan nikel yang melonjak 211,96% menjadi Rp228,52 miliar, dari sebelumnya Rp73,25 miliar pada kuartal III-2023.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya