JAKARTA – PT Jasa Raharja (Persero) menyoroti kelayakan kapal usai kejadian kapal wisata Tiga Putra tenggelam di Pantai Malabero, Bengkulu, pada Minggu, 11 Mei 2025, akibat cuaca buruk.
Kapal tersebut mengangkut 104 orang, terdiri dari 6 awak dan 98 penumpang, dihantam badai sekitar pukul 15.30 WIB. Peristiwa nahas ini menyebabkan 7 orang meninggal dunia dan 30 lainnya mengalami luka-luka.
Direktur Operasional Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana menegaskan pentingnya keselamatan dalam pengoperasian transportasi wisata, termasuk memastikan kelayakan kapal dan memperhatikan kondisi cuaca sebelum berlayar.
“Kami harap kejadian ini menjadi pengingat bagi seluruh pihak agar keselamatan menjadi prioritas utama,” Dewi, Rabu (14/5/2025).
PT Jasa Raharja (Persero) langsung turun tangan untuk menangani kejadian ini dan memastikan seluruh korban mendapatkan hak jaminan serta santunan sesuai ketentuan yang berlaku.
Korban meninggal dunia teridentifikasi sebagai Suantra (Jambi), Rizka Nurjanah (Sumatera Selatan), Arvarickhi Dekry (Sumatera Barat), serta Yuni Saputri, Nessa, Tesya, dan Ratna (Bengkulu). Sementara korban luka-luka masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara dan RS HD Kota Bengkulu.
“Kami turut berduka cita atas peristiwa ini. Jasa Raharja hadir untuk memberikan perlindungan dasar kepada seluruh korban kecelakaan angkutan umum sesuai amanah undang-undang. Dalam kecelakaan ini, seluruh korban luka-luka telah kami jamin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan santunan untuk korban meninggal dunia juga telah kami siapkan,” ujarnya, Rabu (14/5/2025).
Ahli waris korban meninggal akan menerima santunan sebesar Rp50 juta. Sementara korban luka-luka dijamin biaya perawatannya hingga Rp20 juta, yang dibayarkan langsung ke rumah sakit tempat korban dirawat.
Tambahan manfaat juga diberikan berupa biaya ambulans hingga Rp500 ribu dan biaya pertolongan pertama (P3K) hingga Rp1 juta.
Petugas Jasa Raharja Kanwil Bengkulu langsung diterjunkan ke lapangan untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti Ditpolair, Dinas Perhubungan, Kepolisian, rumah sakit, dan pihak pemilik kapal. Informasi juga dikumpulkan dari masyarakat sekitar untuk mempercepat proses pendataan.
“Kami melakukan pendampingan di rumah sakit dan posko terpadu, serta berkomunikasi dengan pihak keluarga untuk memastikan santunan diberikan dengan cepat dan tepat,” ungkap Kepala Jasa Raharja Kanwil Bengkulu, Fitri Agustina.
Menteri Pariwisata Widiyanti Wardhana menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam kepada seluruh korban dan keluarga yang ditinggalkan. Menteri Widiyanti mengungkap betapa pentingnya prioritas kesalamatan termasuk dalam kegiatan wisata.
"Kecelakaan ini menunjukkan betapa pentingnya untuk selalu memprioritaskan keselamatan dalam setiap kegiatan wisata, terutama saat berhadapan dengan cuaca buruk. Kementerian Pariwisata menegaskan bahwa keselamatan pengunjung adalah hal yang tidak bisa ditawar,” ucap Widiyanti.
Pentingnya pengawasan dan pemantauan secara berkala terhadap kapal wisata harus menjadi prioritas bagi seluruh pihak terkait, baik pemerintah daerah maupun pelaku wisata. Menteri Widiyanti mengungkap kapal wisata yang mengangkut pengunjung harus memenuhi standar kelayakan yang sudah ditentukan, tidak hanya dari segi teknis kapal, tetapi juga dari segi jumlah penumpang dan kesiapan menghadapi cuaca buruk.
“Kami mengimbau kepada seluruh pelaku industri wisata untuk selalu mematuhi standar keselamatan yang ketat, termasuk tidak melebihi kapasitas yang telah ditentukan untuk setiap kapal wisata,” tegasnya.
(Feby Novalius)