Negara-negara yang sangat bergantung pada ekspor ke Amerika Serikat mengalami pukulan dalam, seperti Meksiko (dipangkas 1,7%), Thailand (1,1%), Vietnam (0,9%), dan Filipina (0,6%).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga mengalami revisi ke bawah sebesar 0,4% oleh IMF, dengan proyeksi 4,7% untuk tahun 2025 dan 2026.
Meski demikian, pemerintah terus berupaya memitigasi risiko dengan melakukan reformasi, penyederhanaan regulasi, serta mendorong investasi agar perekonomian Indonesia tetap dapat tumbuh mendekati 5 persen. Perbaikan fundamental di sisi iklim investasi, produksi, dan perdagangan, serta upaya negosiasi dan deregulasi terus dilakukan.
"Demikian pula penggunaan instrumen fiskal atau APBN untuk insentif maupun untuk meredam gejolak, melindungi dunia usaha dan masyarakat terus dilakukan. Semua ikhtiar ini tentu dijalankan dengan tetap menjaga APBN tetap sehat, kredibel, dan efektif," pungkas Sri Mulyani.
(Feby Novalius)