JAKARTA – Para pencari kerja, khususnya Gen Z, harus paham dengan kondisi industri saat ini. Dengan mengetahui tren dan kebutuhan industri seperti apa, peluang Gen Z mendapatkan pekerjaan semakin besar.
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Cris Kuntadi, menjelaskan bahwa saat ini kebutuhan industri bersifat dinamis, mengikuti tren yang berkembang. Hal ini pun menjadi salah satu masalah yang membuat pencari kerja kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Menurutnya, ada dua faktor yang membuat para pencari kerja kesulitan mendapat pekerjaan. Pertama, adanya kesenjangan antara keterampilan pencari kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Kedua, keterbatasan akses informasi lowongan kerja.
“Pertama, kesenjangan atau mismatch antara keterampilan yang dimiliki pencari kerja dengan kebutuhan dunia kerja. Kedua, terbatasnya akses informasi yang dimiliki para pencari kerja atas kesempatan kerja yang tersedia,” ujarnya, Jumat (23/5/2025).
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli secara terbuka mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi global saat ini juga dipenuhi ketidakpastian yang berdampak pada keberlangsungan dunia usaha, industri, dan serapan tenaga kerja.
“Kondisi sekarang, ketika ekonomi global penuh ketidakpastian, berdampak pada dunia usaha, industri, pertumbuhan ekonomi, dan ketersediaan lowongan kerja,” lanjutnya.
Yassierli menambahkan, saat ini peningkatan kompetensi tidak hanya bisa didapatkan melalui pendidikan formal, tetapi juga melalui kanal lain seperti Balai Latihan Kerja (BLK), bahkan secara otodidak melalui platform media sosial.
“Untuk meningkatkan kompetensi tidak hanya melalui pendidikan formal. Ada teknologi yang bisa dimanfaatkan. Kembangkan potensi dan buat portofolio sebanyak-banyaknya agar mudah diterima kerja,” pungkasnya.
(Feby Novalius)