AHY Komitmen Atasi Mahalnya Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Timur Indonesia

Iqbal Dwi Purnama, Jurnalis
Selasa 27 Mei 2025 20:55 WIB
Menko AHY Akui Mahalnya Biaya Pembanguna Infrastruktur di Timur Indonesia. (Foto: Okezone.com/MPI)
Share :

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berkomitmen mengatasi mahalnya pembangunan infrastruktur di wilayah timur Indonesia. 

Biaya pembangunan yang mahal ini pun menjadi hambatan dalam penyediaan infrastruktur yang merata antar wilayah, sehingga menimbulkan disparitas atau kesenjangan secara ekonomi, sosial, hingga budaya.

"Kita ingin pembangunan wilayah timur Indonesia yang sekarang relatif lebih mahal, dan jauh lebih mahal, itu bisa kita reduksi. Disparitas atau kesenjangan antar wilayah barat dan timur juga harus dikurangi," tegas AHY dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (27/5/2025).

Ketua Umum Partai Demokrat tersebut memastikan pemerintah akan tetap berkomitmen untuk penyediaan infrastruktur di wilayah timur Indonesia, meskipun diakui memiliki biaya pembangunan yang lebih mahal ketimbang wilayah lainnya.

"Ini semangat pemerintah bahwa tidak ada wilayah yang boleh tertinggal. Di sini pemerintah dan negara hadir melalui pembangunan konektivitas yang berkelanjutan," tambahnya.

AHY menjelaskan, salah satu strategi pembiayaan untuk mendukung pembangunan infrastruktur di wilayah timur tidak melulu mengandalkan APBN saja. Saat ini pemerintah berupaya mencari pembiayaan alternatif dengan menggandeng badan usaha untuk terlibat.

 

Menurutnya, saat ini pembiayaan infrastruktur yang melibatkan badan usaha telah disediakan melalui alternatif KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha). Di samping itu, pemerintah juga mengharapkan investasi langsung sehingga tidak lagi memerlukan dukungan pemerintah seperti dalam skema KPBU.

AHY menilai skema KPBU menjadi alternatif yang menarik untuk melibatkan badan usaha dalam mendorong pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia. Karena lewat skema ini, risiko investasi dibagi antara badan usaha dan pemerintah. Selain itu, pemerintah juga bisa terlibat langsung melalui pembebasan tanah hingga dukungan konstruksi.

Paling tidak, dengan skema tersebut, menurut AHY, peran APBN tidak terlalu berat dalam menanggung seluruh kebutuhan biaya proyek karena berbagi peran dengan swasta.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya