4 Orang Terkaya Pemilik Bioskop Besar di Indonesia

JAKARTA - Orang terkaya pemilik bioskop besar di Indonesia menarik diketahui. Benny Suherman adalah satu-satunya dari sektor bioskop yang konsisten tampil dalam daftar orang terkaya Indonesia, mengendalikan jaringan bioskop terbesar dengan pangsa pasar nasional yang dominan.

Pemilik bioskop bisa menjadi kaya karena mereka berada di pusat industri hiburan, yang punya aliran pendapatan besar, konsisten, dan terus berkembang, terutama di negara dengan jumlah penduduk besar seperti Indonesia.

Okezone telah merangkum orang terkaya pemilik bioskop besar di Indonesia, sebagai berikut, Selasa (10/6/2025).

1. Benny Suherman – Pemilik Cinema XXI

Pendiri dan pengendali utama PT Nusantara Sejahtera Raya (Cinema 21/XXI/The Premiere). Pengusaha ini sempat masuk daftar 50 orang terkaya Indonesia Forbes 2023/24 dengan kekayaan ± USD 1,1 miliar (~Rp 16–17 triliun).

Jaringan bioskopnya menguasai ~60–70 persen pangsa pasar, dengan lebih dari 1.300 layar di 250–257 lokasi nasional. Meskipun sempat terdepak dari daftar Forbes 2024 karena pertumbuhan yang melambat, ia tetap menjadi sosok paling dominan di dunia bioskop Indonesia.

2. Raam Punjabi – Pemilik Platinum Cineplex

Selain dikenal sebagai raja sinetron, Raam memperluas portofolionya di dunia perfilman lewat Platinum Cineplex (PT Platinum Sinema).

Jaringan ini mulai beroperasi sejak 2012, kini telah mengoperasikan sekitar 34 layar di Indonesia, serta berekspansi ke Timor Leste, Kamboja, dan Vietnam. Perusahaan ini tercatat go public melalui IPO pada 8 Mei 2023 dengan kode saham RAAM.

3. Sutiono – Pemilik Movimax

Pengusaha lokal yang mendirikan Cineplex (sekarang Movimax) pada 1985 di Malang. Saat ini mengelola 3 bioskop di Malang dan Surabaya (Movimax Dinoyo, Sarinah, Kaza Mall) serta memiliki 2 bioskop independen Mopic Cinemas 

4. Djonny Syafruddin & Julius Lianto – Pendiri Dakota Cinema

Mengelola jaringan bioskop independen Dakota Cinema yang sejak 2017 hadir di Cilacap, Kroya, Sengkang, hingga Bekasi. Menyebarkan film lokal & Hollywood secara terfokus di daerah daerah melalui kerja sama properti lokal.

(Taufik Fajar)