Lima perusahaan tersebut didakwa merugikan negara dalam periode Juli hingga Desember 2021, saat terjadi kelangkaan minyak goreng. Wilmar membantah tuduhan itu dan menyebut seluruh kegiatan ekspor minyak goreng saat itu telah dilakukan sesuai regulasi.
Wilmar International Limited menanggapi penyitaan dana sebesar Rp11,8 triliun oleh Kejaksaan Agung dengan mengatakan bahwa dana tersebut digunakan sebagai jaminan untuk proses banding hukum yang sedang berlangsung di Mahkamah Agung.
“Pihak Wilmar Tergugat tetap menyatakan seluruh tindakan telah dilakukan dengan itikad baik dan tanpa niat koruptif apa pun,” bunyi keterangan tertulis tersebut.
(Feby Novalius)