Kawasan ini juga mengalami tekanan dari sisi beban pajak yang tinggi. Banyak bangunan tua yang semula diwariskan dari orang tua kini dijual karena generasi penerus kesulitan membayar pajak tahunan yang bisa mencapai ratusan juta rupiah. Meski begitu, transaksi properti di Menteng masih didominasi pembayaran tunai (cash keras), bukan melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR), karena harganya yang sangat tinggi.
Dengan kombinasi faktor historis, strategis, eksklusif, serta suplai lahan yang sangat terbatas, harga tanah di Menteng diperkirakan akan terus bertahan di level tinggi. Bahkan, perpindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur pun dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap pasar properti di kawasan ini.
Menteng bukan sekadar tempat tinggal. Kawasan ini telah menjadi simbol prestise, investasi, dan sejarah Kota Jakarta yang tidak lekang oleh waktu.
(Feby Novalius)