JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie menyatakan, Indonesia siap menghadapi pemberlakuan tarif baru Amerika Serikat (AS) yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump terhadap sejumlah produk asal Indonesia yang mulai efektif hari ini, Kamis (7/8/2025).
Menurutnya, momen ini harus dijadikan kesempatan untuk memperkuat daya saing industri dan kapasitas produksi nasional.
“Saya rasa kita udah siap ya. Kita udah siap untuk yang dengan Amerika (tarif 19 persen),” ujar Anindya saat ditemui di Hotel Aryaduta Menteng, Kamis (7/8/2025).
Dia menekankan bahwa kunci utama dalam merespons perubahan kebijakan dagang ini adalah dengan meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri.
Langkah tersebut, kata Anindya, akan mendorong potensi relokasi pabrik dari negara tetangga ke Indonesia, yang pada akhirnya berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan investasi.
“Malah sekarang kuncinya bagaimana meningkatkan kapasitas produksi. Karena dengan kita lebih kompetitif dengan negara tetangga, kita harusnya bisa mendapatkan mentahan relokasi dari pabrik-pabrik lain,” jelasnya.
Lebih jauh, Anindya optimistis bahwa sektor ekspor Indonesia seperti tekstil, garmen, alas kaki, dan elektronik akan mendapat momentum untuk tumbuh lebih besar. Ia memperkirakan, dalam lima tahun ke depan, nilai perdagangan Indonesia-Amerika Serikat bisa melonjak dua kali lipat.
“Saya rasa saya gak kaget kalau perdagangan Indonesia-Amerika yang sekarang USD40 miliar, nanti ke depannya dalam 5 tahun bisa double ke USD80 miliar. Memang jadinya 40-40, tapi kan 40 lebih besar daripada hari ini USD28 miliar,” tegasnya.
Seperti diketahui, Amerika Serikat mulai memberlakukan tarif tambahan sebesar 19 persen terhadap sejumlah komoditas dari Indonesia mulai hari ini.
Kebijakan tersebut merupakan bagian dari paket penyesuaian perdagangan yang diumumkan Presiden Donald Trump akhir pekan lalu.
Meski begitu, dunia usaha Indonesia menilai kebijakan ini justru bisa menjadi pemicu untuk meningkatkan efisiensi, kualitas produk, serta memperluas penetrasi pasar ekspor ke negara mitra dagang lainnya.
(Dani Jumadil Akhir)