Ia menambahkan bahwa pemerintah telah memetakan riset unggulan di berbagai universitas untuk mendorong kolaborasi yang lebih konkret dengan dunia industri.
“Kami sudah membangun sistem yang memungkinkan siapa pun mencari topik riset tertentu dan langsung mengetahui peneliti serta universitas terkait. Dengan begitu, kolaborasi antara industri, pemerintah, dan akademisi dapat lebih cepat terwujud,” tambahnya.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Fajar Riza Ul Haq, menekankan bahwa transformasi pendidikan tidak melulu soal pergantian kurikulum.
“Biasanya orang selalu bersorak, ganti menteri ganti kurikulum. Tetapi kami ingin memperkuat bagaimana guru mengajarkan kurikulum itu. Kompetensi abad ke-21 bukan soal seberapa banyak materi yang diajarkan, tetapi bagaimana cara dan alasan materi itu diajarkan,” jelas Fajar.
Ia juga menekankan pentingnya membangun pola pikir dan budaya belajar sejak usia dini agar perubahan dalam sistem pendidikan dapat berjalan secara berkelanjutan dan berdampak nyata.
“Kurikulum bisa berubah, tetapi jika guru sebagai penggerak utama tidak memahami cara mengajarkan, maka tidak akan ada maknanya,” tegasnya.
(Feby Novalius)