5 Fakta Logam Tanah Jarang Bernilai Fantastis, Harta Karun RI yang Jadi Rebutan Dunia

Feby Novalius, Jurnalis
Minggu 12 Oktober 2025 05:12 WIB
Logam tanah jarang atau rare earth element sedang menjadi rebutan dunia. (Foto: Okezone.com/Setpres)
Share :

JAKARTA - Indonesia sangat kaya akan sumber daya alamnya. Bahkan saat ini, logam tanah jarang atau rare earth yang permintaan globalnya meningkat menjadi komoditas penting.

Oleh karena itu, Presiden Prabowo Subianto langsung mengambil langkah untuk melindungi komoditas tersebut. Ia memperingatkan agar logam tanah jarang ini tidak sampai dicuri lagi.

Berikut fakta-fakta menarik terkait harta karun tanah jarang yang bernilai ratusan triliun, Minggu (11/10/2025):

1. Kandungan dan Nilai Logam Tanah Jarang

Presiden Prabowo Subianto menjelaskan bahwa harta karun tumpukan tanah jarang mengandung monasit dengan nilai mencapai ratusan triliun rupiah. Harta karun ini berada di lokasi enam smelter yang telah disita di Bangka Belitung.

Nilai satu ton monasit dapat mencapai USD 200.000, atau sekitar Rp 3,3 miliar per ton. Di kawasan smelter ilegal tersebut, diperkirakan terdapat sekitar 40.000 ton monasit.

Dengan perhitungan tersebut, potensi nilai ekonomi dari temuan tanah jarang di Bangka Belitung diperkirakan mencapai USD 8 miliar atau sekitar Rp 128 triliun.

“Tanah jarang yang belum diurai mungkin nilainya lebih besar, sangat besar. Tanah jarang itu mengandung monasit, dan satu ton monasit bisa bernilai ratusan ribu dolar, bahkan sampai 200.000 dolar AS. Padahal total yang ditemukan mendekati 40.000 ton,” ujar Prabowo.

2. Negara Dirugikan

Presiden mengungkapkan, dari enam perusahaan ilegal yang sebelumnya mengelola tambang tersebut, potensi kerugian negara ditaksir mencapai Rp 300 triliun, termasuk dari monasit. Ia menegaskan praktik semacam ini harus segera dihentikan.

“Kita bisa bayangkan, kerugian negara dari enam perusahaan ini saja mencapai potensi Rp 300 triliun,” katanya.

3. Selamatkan Kekayaan Negara

Prabowo juga menyampaikan apresiasi kepada aparat penegak hukum serta seluruh pihak yang terlibat dalam membongkar kasus tersebut. Ia menegaskan langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memberantas penambangan ilegal dan penyelundupan sumber daya alam.

“Ini bukti bahwa pemerintah serius. Kita bertekad membasmi penyelundupan, membasmi illegal mining, dan semua yang melanggar hukum,” tegasnya.

Prabowo menutup dengan pesan agar kerja keras aparat terus dilanjutkan demi menyelamatkan kekayaan negara untuk kepentingan rakyat.

“Prestasi yang membanggakan, tolong diteruskan. Jaksa Agung, Panglima TNI, Bea Cukai, Bakamla — teruskan. Kita selamatkan kekayaan negara untuk rakyat kita,” tandas Presiden.

 

4. 6 Smelter Ilegal Kini Diserahkan ke PT Timah

Presiden Prabowo Subianto menyaksikan penyerahan enam smelter rampasan negara hasil kasus korupsi tata kelola timah senilai Rp 300 triliun. Aset tersebut diserahkan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) kepada Kementerian Keuangan, kemudian diteruskan ke PT Timah Tbk selaku BUMN yang akan mengelola seluruh fasilitas tersebut.

Prosesi penyerahan berlangsung di kawasan smelter PT Tinindo Internusa, Pangkalpinang, Bangka Belitung, Senin (6/10/2025). Jaksa Agung ST Burhanuddin menyerahkan aset kepada Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazar, yang kemudian menyerahkannya kepada Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani. Selanjutnya, aset diserahkan kepada Direktur Utama PT Timah Tbk, Restu Widiyantoro.

Dalam pernyataannya, Prabowo menegaskan bahwa penyerahan aset rampasan ini merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam memberantas praktik pertambangan ilegal dan penyelundupan sumber daya alam.

5. Jadi Rebutan Dunia

Menurut Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikbudristek), Brian Yuliarto, logam tanah jarang atau rare earth element sedang menjadi rebutan dunia karena mengandung berbagai mineral yang dimanfaatkan untuk kebutuhan berbagai industri.

"Bangsa Indonesia memiliki kekayaan mineral yang sangat besar, salah satunya logam tanah jarang. Ini luar biasa dan berkah yang sangat besar nilainya. Itu tidak hanya kekayaan ekonomi, tapi sebuah kekayaan kedaulatan," ujarnya.

Oleh karena itu, Brian mendukung PT Timah Tbk, yang telah mulai mengembangkan logam tanah jarang di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan negara.

"Kita diarahkan Pak Presiden untuk bisa memanfaatkan mineral ini. PT Timah mendapat amanah yang tidak ringan, dan kehormatan ini untuk memulai proses mengambil dan memanfaatkan logam tanah jarang di bumi Indonesia. Ini terobosan yang sangat besar," sambungnya.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya