Purbaya Tegaskan Utang Kereta Cepat Whoosh Dibayar Danantara, Bukan APBN!

Dinar Fitra Maghiszha, Jurnalis
Rabu 15 Oktober 2025 17:16 WIB
Purbaya Tegaskan Utang Kereta Cepat Whoosh Dibayar Danantara, Bukan APBN! (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan penyelesaian utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh tidak akan menggunakan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

Menurutnya, kewajiban utang tersebut akan ditangani melalui Danantara Indonesia, lembaga investasi pemerintah yang menghimpun dividen dari BUMN.

“Bukan enggak dibayar, tapi (lewat) Danantara, bukan APBN. Arahan saya maunya ke sana,” ujar Purbaya saat ditemui di Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Danantara dinilai memiliki kapasitas keuangan yang cukup untuk menanggung kewajiban tersebut. Hal ini didasarkan dari kapasitas Danantara sebagai lembaga yang menerima dividen dari entitas BUMN.

“Kalau dulu kan semuanya pemerintah. Tapi ketika sudah dipisahkan, dan seluruh dividen masuk Danantara. Dia cukup mampu untuk itu (membayar utang),” ujarnya,

Sebelumnya, skema penyelesaian utang proyek KCIC sempat menjadi sorotan publik. Ini merupakan salah satu proyek strategis nasional yang dikerjakan bersama perusahaan China melalui kerja sama konsorsium.

Pada awal Agustus lalu, Danantara menyatakan bakal segera mengambil langkah restrukturisasi utang proyek KCIC.

CEO Danantara sekaligus Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani mengatakan pihaknya ingin memastikan proses restrukturisasi utang dilakukan secara menyeluruh.

"Kita akan umumkan langkah-langkah kita dalam langkah merestrukturasi (utang) dari KCIC atau Whoosh ini," kata Rosan saat ditemui awak media di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/8).

 

Utang KCIC

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh merupakan proyek strategis nasional yang digarap sejak 2016 dan resmi beroperasi pada Oktober 2023.

Nilai investasi proyek ini mencapai USD7,27 miliar atau setara Rp118,37 triliun dengan kurs Rp16.283 per USD. Angka ini sudah termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar USD1,2 miliar.

Dari total investasi tersebut, sekitar 75% dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB).

Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh digarap di bawah pengelolaan konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Sebanyak 60% konsorsium itu dipegang oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan sisanya dimiliki konsorsium China Railway yang terdiri dari lima perusahaan.

PSBI terdiri dari PT Kereta Api Indonesia yang menguasai saham mayoritas sebesar 58,5%, disusul PT Wijaya Karya 33,4%, PT Jasa Marga 7,1%, dan PT Perkebunan Nusantara VIII sebesar 1,03%.

Pada 2024, PSBI mencatat kerugian sekitar Rp4,2 triliun dan hingga saat ini masih terus berlanjut.

Per semester I-2025, kerugian itu tercatat senilai Rp1,63 triliun. Adapun nilai rugi bersih PSBI yang dikontribusikan ke KAI mencapai Rp951,5 miliar per Juni 2025.

Selain beban utang, ada bunga utang yang harus diselesaikan. Dalam hitungan, besaran sekitar USD120,9 juta atau hampir Rp2 triliun per tahun.

Angka itu berdasarkan bunga tahunan untuk utang pokok sebesar USD6,02 miliar sebesar 2% dan bunga untuk pembengkakan biaya (cost overrun) mencapai 3,4% per tahun.
 

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya