Menteri Bharrat kemudian menjelaskan bahwa FCLP kini telah melakukan transformasi visi dan pendekatan, termasuk penyesuaian misi menjadi “halt and reverse forest loss”, yang menurutnya lebih terbuka terhadap ragam kebijakan pengelolaan hutan antarnegara. Pemahaman atas perubahan mandat ini akan kembali dibahas dalam pertemuan lanjutan antara FCLP dan Kementerian Kehutanan.
“FCLP akan menyelenggarakan pertemuan dua tahunan di Guyana pada Mei 2026. Kami berharap Indonesia dapat hadir sebagai anggota penuh,” ujar Menteri Bharrat.
Selain itu, Guyana juga menyatakan minat untuk belajar lebih jauh dari Indonesia, khususnya dalam praktik pengelolaan hutan lestari.
(Feby Novalius)