JAKARTA - Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) mengakui bahwa tidak mampu memenuhi target lifting minyak yang ditetapkan dalam APBN-P 2010 yang sebesar 965 ribu barel per hari.
Kepala BP Migas R. Priyono menyatakan bahwa lifting minyak tahun ini hanya dapat menembus 954 ribu barel per hari. Pasalnya, dirinya mengaku bahwa banyak peristiwa di semester II tahun ini yang sifatnya di luar kendali BP Migas seperti bocornya pipa TGI ke Conoco Phillips di Riau pada Oktober lalu menjadi salah satu penyebab turunnya target lifting minyak.
"Tidak tercapainya target lifting di tahun ini salah satu penyebab utamanya dikarenakan adanya kebocoran pada pipa milik PT Transportasi Gas Indonesia ke Conoco Phillips yang menyebabkan hilangnya lifting minyak sebanyak 6.000 barel per hari," ujarnya sebagaimana dikutip dari situs resmi BP Migas, Kamis (30/12/2010).
Bukan hanya kasus bocornya pipa TGI, pada bulan Agustus lalu juga terjadi peristiwa tabrakan yang menimpa anjungan minyak milik Kodeco di Gresik, Jawa Timur, yang kemudian disusul pula oleh insiden terbakarnya KM Gagasan Perak di Perairan Sepanjang, Sumenep, Jawa Timur.
"Kejadian-kejadian yang biasa disebut unplanned shutdown (penghentian produksi tidak terencana) itu sangat berpengaruh terhadap pencapaian target lifting minyak tahun ini. Dan hal ini sudah merupakan dinamika minyak dan gas bumi yang sering kali terjadi," jelasnya.
Padahal, Priyono mengakui, BP Migas hingga awal semester II lalu masih optimis dapat mencapai target lifting minyak 965 ribu barel per hari.(adn)
(Rani Hardjanti)