JAKARTA - Adanya wacana kenaikan tarif air bagi pelanggan ditanggapi positif oleh salah satu operator air PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), pasalnya sudah empat setengah tahun tarif air tidak mengalami kenaikan.
Corporate Communication Head PT Palyja Meyritha Maryanie mengatakan, adanya wacana kenaikan air yang digulirkan pemerintah, dilakukan dalam rangka melakukan penghematan air, terutama saat musim kemarau seperti ini.
Namun, dia mengatakan tidak dapat menanggapi wacana kenaikan air ini lebih jauh. "Karena kita hanya bisa mengikuti hal itu semua. Yang memutuskan (kenaikan) itu gubernur," ungkapnya kala dihubungi okezone di Jakarta, Jumat (16/9/2011).
Akan tetapi, ketika ditanyakan lebih jauh apakah dengan tarif selama ini PT Palyja merugi, dia enggan menjawabnya. "Kita enggak bicara kerugian, karena dalam hal ini kita hanya menjadi operator saja," jelasnya.
Lebih jauh, dia mengatakan, kenaikan tarif air memang sudah lama tidak diterapkan oleh pemerintah. "Hampir selama 4,5 tahun ini kan tidak ada kenaikan," tandasnya.
Padahal, dalam dua tahun terakhir, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, inflasi mengalami kenaikan signifikan dari 2,78 persen pada 2009, menjadi 6,96 persen pada 2010.
Diberitakan sebelumnya, penyesuaian tarif dilakukan agar pemakaian air oleh pelanggan dengan volume besar bisa berkurang. Direktur Air Minum Ditjen Cipta Karya Kementerian PU Danny Sutjiono mengatakan, dengan kebijakan tersebut diharapkan terjadi penghematan air yang bisa didistribusikan secara merata pada pelanggan lainnya.
“Usulan alternatif kenaikan tarif ini untuk pelanggan air minum dengan konsumsi di atas 10 meter kubik (m3) per bulan,” katanya.
Menurut Danny, saat ini Kementerian PU telah mengimbau puluhan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk menaikkan tarif tersebut. Namun, umumnya mereka menolak karena kekhawatiran peningkatan tarif mendapat penolakan dari warga dan membuat target penjualan air menjadi terhambat. (mrt)