JAKARTA - Tertekannya dolar Amerika Serikat (AS) di pasaran telah membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali menguat. Rupiah kembali menguat ke kisaran Rp9.180 per USD.
Kurs tengah Bloomberg mencatat, rupiah menguat Rp7 per USD menjadi Rp9.183 per USD, dari sebelumnya Rp9.190 per USD, dengan range perdagangan harian Rp9.180-Rp9.195 per USD.
Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) berada di kisaran Rp9.190 per USD, dengan rata-rata perdagangan harian Rp9.144-Rp9.236 per USD.
Head of Research Treasury Divison BNI Nurul Eti Nurbaeti menjelaskan posisi dolar AS yang cenderung tertekan terimbas estimasi turunnya pertumbuhan ekonomi AS menjadi kunci penguatan rupiah.
"Fakta bahwa belum sepenuhnya AS lolos dari lubang jarum pelambatan ekonomi domestik, mengurangi tekanan dolar AS atas major currency hingga mengurangi pressure atas rupiah," ungkap dia lewat risetnya kepada Okezone di Jakarta, Senin (30/4/2012).
Dia menambahkan, prediksi meningkatnya inflasi cenderung masih ditolerir pelaku pasar, karena tetap dalam koridor target inflasi BI sehingga tidak terlalu membebani rupiah. "Kondisi pasar obligasi dalam negeri yang diprediksi bersikap wait and see jelang lelang SUN besok, potensi mengurangi daya dorong apresiasi rupiah," jelas dia.
Meski demikian, dia meyakini Bank sentral tetap memantau nilai tukar rupiah, meski tidak ikut campur tangan terlalu jauh untuk menjaga stabilitas rupiah sepanjang belum menembus level psikologis Rp9.200 per USD.
(Martin Bagya Kertiyasa)