JAKARTA - Pergerakan pasar global belum sepenuhnya menunjukkan perbaikan. Pasar global masih bergerak dua arah menyambut keputusan gubernur bank sentral Eropa (ECB). Namun, The Federal Reserve nampaknya belum memberikan sinyal adanya pelonggaran kuntitatif.
Analis Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, mengatakan pasar global yang ditutup mixed, kemungkinan akan membuat pasar Asia bergerak mixed hari ini. "Kami perkirakan untuk rupiah ada potensi melemah di kisaran Rp9.480-Rp9.510 per USD," ungkap dia dalam riset hariannya, Selasa (31/7/2012).
Selain itu, sentimen datang dari Amerika Serikat (AS), Chairman the Fed, Bernanke, mensinyalkan akan menurunkan suku bunga dari giro wajib minimum (GWM), yang ditempatkan perbankan di the Fed sebagai upaya mendorong kredit perbankan, dan memulihkan ekonomi dari perlambatan yang saat ini terjadi di AS, sebagai dampak pelemahan ekonomi uni Eropa.
"Sementara itu ECB berencana akan membeli obligasi pemerintah pada pasar perdana untuk menyelamat euro. Rencana ini mendapat respon positif investor," jelasnya.
Sedangkan dari dalam negeri, investor menyambut positif laba bank-bank papan atas yang mencapai 82 persen dari laba total perbankan. Statistik Perbankan BI untuk bulan Juni mencatat laba perolehan sektor perbankan sebesar Rp36,35 triliun. "Dari nilai tersebut, 82 persen berasal dari laba sembilan bank terbesar," katanya.
(Martin Bagya Kertiyasa)