JAKARTA - Tertekannya nilai dolar Amerika Serikat (AS) dan positifnya data inflasi Juli 2012 menjadi sentimen positif bagi rupiah. Alhasil, rupiah sukses menguat hari ini.
Dalam risetnya, ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih menjelaskan, pasar Asia tampaknya wait and see hari ini menunggu keputusan the Fed dan ECB. Alhasil, terpantau dolar tampak tertekan atas mata uang lainnya.
Investor menanti keputusan the Fed terhadap kemungkinkan diumumkannya quantitative easing (QE3) esok. Investor juga menunggu hasil pertemuan bank sentral UE (ECB) 2 Agustus esok terhadap kemungkinan turunnya suku bunga ECB dan rencana pembelian obligasi pemerintah langsung dari ECB di pasar perdana.
Tapi, positifnya angka indeks harga konsumen (IHK) atau inflasi pada Juli berada di kisaran 0,70 persen dinilai lebih rendah dari estimasi awal turut andil mendorong penguatan rupiah. Inflasi tahun kalender 2,05 persen, dan secara year on year (yoy) 4,56 persen.
Sedangkan untuk inflasi inti pada Juli, berada di kisaran 0,54 persen, serta untuk inflasi inti yoy berada di kisaran 4,28 persen.
Rupiah, pada akhir perdagangan Rabu (1/8/2012) menguat ke Rp9.468 per USD dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp9.485. Menurut Bloomberg, rupiah ada di Rp9.443.
Sementara menurut yahoofinance, rupiah berada di Rp9.457 per USD. Di mana kisaran perdagangan harian rupiah ada di Rp9.440-Rp9.470 per USD.
(Widi Agustian)