Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Mengenal Pasar Modal di Makassar (3-Habis)

Galeri Investasi Bursa Kesepian di Pojok Kampus Unhas

Arpan Rachman , Jurnalis-Kamis, 28 November 2013 |23:41 WIB
Galeri Investasi Bursa Kesepian di Pojok Kampus Unhas
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

MAKASSAR - Paling tidak, pernah ada tiga nama. Jika di media biasa disebut Pojok Bursa. Di situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) tercantum sebagai Pojok BEI. Belakangan berganti nama jadi Galeri Investasi Bursa (GIB).
 
Di Makassar, kantor ini sudah berdiri pada tiga peguruan tinggi. Masing-masing di Universitas Hasanuddin (Unhas), Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Nitro, dan Universitas Negeri Makassar (UNM).   
 
“Pojok Bursa ini awalnya dibuka sebagai kerjasama dua pihak antara Unhas dengan Bursa Efek Jakarta (BEJ). (Fasilitas) yang kita dapat dulu hanya perpustakaan. Orang sebatas teori saja. Tidak ada fasilitas bagaimana mau transaksi, misalnya. Setelah direvitalisasi, konsep pojok itu sudah berubah. Konsepnya menjadi 3-in-1 (three-in-one), jadi dilibatkan pihak sekuritas di dalamnya,” tutur Kepala BEI Kantor Perwakilan Makassar,Fahmin Amirullah.

Ditambahkan, GIB Unhas merupakan kerja sama Unhas, BEI Kantor Perwakilan Makassar, dan BNI Sekuritas. Direvitalisasi –yang tadi disebut Fahmin– berarti: dihidupkan atau digiatkan kembali. Tapi, GIB Unhas yang dikunjungi Okezone dalam dua hari terakhir, Selasa-Rabu, 26-27 November, terasa sepi. Kegiatan di sana tidak terlalu ‘hidup’.

Letak bangunannya menyatu di areal gedung perkuliahan Fakultas Ekonomi. Tepat satu deret dengan berbagai sekretariat lembaga kemahasiswaan. Di dinding kaca depan yang tembus pandang masih tertera nama ‘pojok bursa’.

Luas ruangan itu sekira 30 meter persegi (6x5 meter). Di dalamnya, terdapat empat unit komputer dilengkapi meja-kursi. Dua orang, lelaki dan perempuan, duduk bersebelahan. Mereka asyik menatap layar monitor, sedang memperhatikan pergerakan harga saham, tanpa bicara kepada yang lain.

Selain fasilitas komputer, beberapa majalah dan brosur tersusun rapi di rak buku. Meja  komputer dan rak buku itu berada di sisi kiri, lurus sejurus dengan pintu masuk kalau berjalan melangkah ke dalam. Sedangkan di samping kanan ruangan, ada dua pasang kursi yang berhadapan di antara sebuah meja biro, tempat menerima tamu.

Kendati terkesan sepi, ada juga pengunjung datang. “Setiap hari 10 sampai 20 orang berkunjung ke mari. Mereka kebanyakan mahasiswa. Pengunjung dari universitas lain juga ada,” jawab Fika, pegawai BNI Sekuritas.

Okezone juga menjumpai AM Nur Bau Massepe di GIB Unhas. Semula dosen Fakultas Ekonomi Unhas ini terlibat sebagai anggota tim pembentukan Pojok BEI Unhas sejak pojok bursa itu dibuka 1 November 2011.

“Saya kebetulan mengajar mata kuliah Manajemen Keuangan ‘kan di situ ada beberapa materi tentang pasar modal, misalnya Lingkungan Keuangan. Saya biasa menugaskan mahasiswa ke sini atau ke kantornya Pak Fahmin. Tugas itu berbentuk paper atau diskusi kelompok. Biar mahasiswa lebih paham dengan pasar modal,” ungkapnya.

Diimbuhkan lelaki berkacamata itu, keberadaan GIB Unhas amat membantu mahasiswa dalam tugas kuliah mereka. “Kesulitan mahasiswa terutama masalah istilah, banyak istilah asing. Padahal kalau tidak diasingkan mereka mudah mengerti. Kedua, masalah aturan. Aturan itu banyak yang harus dipahami. Maka itulah dengan banyak datang ke sini. Keberadaan pojok bursa membuat mahasiswa lebih tahu secara riil. Terus terang saja di buku teks tentu tidak jelas apa yang dimaksud dengan ‘saham per lembar’. Secara riil mahasiswa tidak punya gambaran. Mereka  bisa datang ke sini dan tahu bentuk saham per lembar itu seperti apa,” kata AM Nur.

Tugasnya, selain mengajar, di GIB Unhas ini lebih bersifat administratif dan merancang kegiatan. AM NUR menguraikan, kegiatan di GIB Unhas serupa dengan di BEI Kantor Perwakilan Makassar seperti simulasi investasi pasar modal, Sekolah Pasar Modal (SPM), workshop, dan perlombaan.

Namun kata dia, intensitasnya memang masih kurang. Diketahui dari laporan kegiatan tahunan, terakhir diadakan sosialisasi software e-smart, aplikasi tentang pasar modal, berkerja sama dengan BNI Sekuritas pada Maret lalu.

Menurut alumni UGM Yogyakarta ini, teknologi informasi membantu orang awam yang tidak pernah berpendidikan khusus pasar modal, bisa mengerti bagaimana rupa investasi ini. Pendapat tersebut nyambung dengan Jemmy Sandy, branch manager Valbury.

“Intinya penyebaran pasar modal itu internet. Kalau internet sudah banyak tersebar ke daerah kemudian dikasih trigger (cetusan) mengenai pasar modal itu bagaimana. Dan anak sekolah bertanya, ‘Apa itu pasar modal?’ Mereka pasti mau mengakses. Saya rasa begitu saja caranya,” pungkas Jemmy.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement