JAKARTA – Pro-kontra makin menyelimuti wacana Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang ingin menjual pesawat kepresidenan. Kali ini datang dari Ekonom Senior Institute For Development Of Economic and Finance (Indef) Didik Rachbini.
Dirinya berkeyakinan penjualan aset negara ini tidak akan menimbulkan penghematan seperti yang disebut Politisi PDI-P Maruarar Sirait. "Kalau menjual pesawat kepresidenan dengan alasan efisiensi tidak masuk akal. Satu pesawat tidak ada artinya," tegas Didik saat ditemui usai mengisi seminar MP3EI, di JCC, Kamis (4/9/2014).
Lebih lanjut dirinya meminta politisi PDI-P tersebut untuk berpikir ulang dan menghitung secara cermat dampak positif dan negatifnya sebelum berkomentar. Didik berpendapat sebaiknya rencana penjualan pesawat kepresidenan tersebut diurungkan.
"Tidak usah berwacana menjual pesawat kepresidenan itu," imbuhnya.
Ia meminta Jokowi dan Timnya berpikir ulang, karena menjual satu pesawat itu tidak ada artinya. Didik berpendapat akan lebih baik jika tujuannya untuk efisiensi adalah penghematan dana APBN.
"Karena satu pesawat tidak ada artinya yang paling baik adalah menghemat APBN sekarang yang Rp300 triliun per tahun, kalau lima tahun ribuan triliun itu, dan itu bisa membeli ratusan pesawat, jadi wacana menjual pesawat itu wacana ecek-ecek. Kaya kurang kerjaan," tukas dia.
(Fakhri Rezy)