JAKARTA - Pemerintahan baru yang dipimpin oleh presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) bakal menaikkan harga BBM subsidi.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengungkapkan bahwa jika hal tersebut dapat dilakukan pada tahun ini, membuat defisit anggaran pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 akan terus menurun dari target yang sudah ditentukan sebesar 2,21 persen.
"Kalau harga BBM naik tahun ini, defisit 2,21 persen di tahun depan bisa jauh lebih rendah sekira 1,3 persen-1,4 persen. Makanya saya berharap (kenaikan BBM) bisa dilakukan tahun ini," kata Chatib saat Peluncuran ORI Seri 011 di Kawasan Hutan Srengseng, Jakarta Barat, Rabu (1/10/2014).
Menurut Chatib, hal ini tentu akan berdampak pada turunnya kebutuhan pembiayaan dan porsi utang dari Surat Berharga Negara (SBN) netto bisa dikurangi cukup signifikan.
Dia menyebut, untuk pembiayaan defisit anggaran tahun depan sekira Rp245-246 triliun. Kebutuhan SBN Netto mencapai Rp177 triliun dan Rp430 triliun untuk SBN Bruto.
"Kalau defisit bisa ditekan lebih rendah, kebutuhan pembiayaan lebih kecil sehingga enggak ada lagi pertarungan antara kebutuhan pembiayaan perbankan, pemerintah. Ini langkah yang dilakukan agar menjadikan desifit lebih kecil, dengan kenaikan harga BBM dilakukan bisa berubah diteken lebih rendah sehingga makro kita stabil," pungkasnya.
(Fakhri Rezy)