Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Subsidi Tetap BBM Mulai Januari, Kata Menkeu

Subsidi Tetap BBM Mulai Januari, Kata Menkeu
Menkeu Bambang Brodjonegoro (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah ingin menerapkan sistem subsidi tetap untuk bahan bakar minyak (BBM) dengan besaran paling tidak Rp500 per liter mulai Januari, kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro pada Jumat. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah mengurangi beban subsidi energi dan menambah anggaran untuk pembangunan infrastruktur.

Dalam wawancara dengan The Wall Street Journal, Bambang mengutarakan harapannya untuk memperbaiki sistem subsidi, sehingga “ruang fiskal negara aman” dan anggaran negara kebal dari kenaikan harga minyak global. Besaran subsidi tetap kemungkinan besar akan berbeda antara bensin premium dan solar, ujarnya.

Bulan lalu, Presiden Joko Widodo menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar lebih dari 30 persen. Ekonom menyambut baik langkah ini, namun mereka berharap sistem subsidi akan diperbaiki lebih jauh. Selama ini, subsidi BBM lebih banyak dinikmati oleh kelas menengah dan atas.

Bambang memperkirakan harga minyak global akan tetap rendah pada 2015 sebelum kembali naik pada 2016. Menurutnya, kemungkinan besar ia akan merevisi asumsi harga minyak di APBN 2015 menjadi USD90 per barel dari sebelumnya USD105. Harga minyak global saat ini menyentuh USD70 per barel, titik terendah dalam empat tahun.

Situasi ekonomi global yang lesu serta harga komoditas yang rendah terus mengganjal pertumbuhan ekonomi Indonesia, kata Bambang. Ia memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 2014 mencapai 5,0-5,1 persen. Angkanya lebih rendah dari pernyataan sebelumnya pada 5,2-5,3 persen, juga dibanding estimasi resmi pada 5,5 persen. Saat puncak lonjakan harga komoditas tahun 2011, ekonomi Indonesia tumbuh 6,5 persen.

Laju pertumbuhan 2015 bisa menyentuh 5,5 persen, tukas Bambang. Target pertumbuhan 7 persen yang ditetapkan Presiden Jokowi “paling cepat” bisa dicapai pada 2016, tambahnya. Caranya adalah memanfaatkan stimulus fiskal yang berasal dari realokasi subsidi BBM, serta dari peningkatan investasi asing langsung.

Pemerintah sedang menggencarkan kembali upaya menarik investasi dari korporasi, ujar Bambang, dengan tujuan mendongkrak ekspor. Bambang menilai pemerintah masih bisa menawarkan insentif pajak berupa tax holiday sepanjang lebih dari 10 tahun untuk perusahaan tertentu. Jokowi ingin rasio investasi terhadap PDB meningkat ke 30 persen dari 20 persen saat ini, ungkap Bambang. Untuk itu, target utamanya adalah peluncuran sistem perizinan yang lebih sederhana pada Januari.

Mobil tangki BBM Pertamina. Stimulus fiskal dari realokasi subsidi BBM bisa membantu mewujudkan pertumbuhan ekonomi 7 persen paling cepat pada 2016, kata Menkeu Bambang Brodjonegoro.

Menurut Bambang, kondisi global yang patut diwaspadai negara berkembang adalah prospek kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS). Prediksinya, AS akan menaikkan suku bunga pada ujung paruh pertama 2015, atau awal semester kedua.

Tahun lalu, arus modal keluar negara berkembang, akibat perkiraan bahwa AS akan mengerem program pembelian obligasi, membawa dampak buruk bagi Indonesia. Bambang melihat Indonesia kini lebih siap, namun bagaimanapun defisit transaksi berjalan mesti ditekan. Meski demikian, ia mengaku bakal mempertimbangkan mengubah asumsi kurs rupiah-dolar untuk APBN 2015, dari Rp11.900 saat ini menjadi Rp12.000.

Bambang juga memandang Bank Indonesia (BI) telah mengambil tindakan untuk menjaga stabilitas ekonomi, dengan menaikkan suku bunga acuan pada hari yang sama dengan kenaikan harga BBM. BI “mencoba agar tidak tertinggal” dari kurva inflasi, ucapnya.

“Yang kami harapkan dari BI adalah mereka selalu mempertahankan fundamental riil ekonomi,” kata Bambang. “Tanpa perbaikan fundamental, rupiah akan sulit menguat” saat bank sentral AS menaikkan suku bunga.

Demi mengurangi paparan terhadap arus modal keluar, Bambang ingin jumlah obligasi yang dipegang asing berkurang dari hampir 40 persen saat ini menjadi di bawah 30 persen. Level semacam itu akan “lebih nyaman,” pungkasnya. (Oleh Ben Otto, I Made Sentana, dan Matt Murray)

Artikel ini pertama kali terbit di Wallstreet Journal Indonesia.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement