JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memandang tatanan ekonomi dunia belum menunjukkan keadilan. Pasalnya tingkat kesejahteraan antara penduduk kaya dan miskin dunia masih sangat timpang.
"Ketidakseimbangan global masih terpampang. Negara-negara kaya sekitar 20 persen dan itu 300-an orang di belahan dunia sedangkan 1,2 miliar penduduk dunia masih dalam kemiskinan. Maka itu ketidakseimbangan global," ucap Jokowi saat peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (22/4/2015).
Diakui Jokowi, perkembangan ekonomi dunia masih sarat dengan ketidakadilan dan kesenjangan. Sebuah tantangan dunia baru yang berdasarkan kesejahteraan dan kemakmuran masih jauh.
"Bagi saya ketidakseimbanan global semakin menyesakkan dada. Kita dan dunia masih berutang kepada rakyat Palestina, dunia tidak berdaya menyaksikan penderitaan rakyat Palestina. Kita tidak boleh berpaling dari penderitan rakyat Palestina. Kita harus mendukung sebuah negara Palestina yang merdeka," tegasnya.
Untuk itu, dengan hadirnya peringatan KAA ke-60 di Jakarta dan Bandung akan menjawab ketidakadilan dan ketidakseimbangan itu. Hari ini dan hari esok dunia menanti langkah-langkah kedua kawasan ini berdiri sejajar sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
"Kita bisa melakukan itu semua dengan membumikan semangat Bandung dengan mengacu pada tiga cita-cita. Pertama kesejahteraan, kita harus mempererat kerjasama menghapuskan kemiskinan, mengembangkan kesehatan dan memperluas lapangan kerja," paparnya.
Kedua, kata Jokowi adalah solidaritas. Bagaimana hal tersebut harus tumbuh dan maju bersama dengan membangun kerjasama ekonomi, membantu menghubungkan konektivitas dan Indonesia akan bekerja menjadi negara maritim.
"Ketiga, stabilitas internal dan eksternal kepada hak-hak asasi manusia. Kita harus tanya apa yang salah dengan kita. Kita harus bekerjasa sama atasi ancaman kekerasan, pertikaian dan radikalisme seperti ISIS. Kita harus nyatakan perang terhadap narkoba yang menghancurkan masa depan anak-anak kita. Oleh karena itu, Indonesia prakarsai pertemuan informal dengan Organisasi Kerjasama Islam." jelasnya.
"Melalui forum ini saya ingin sampaikan keyakinan saya bahwa masa depan dunia ada di tangan kita, bangsa Asia-Afrika," tukasnya.
(Rizkie Fauzian)