Akhirnya ia menjadi penjaga masjid dan pengajar Rohani Islam (Rohis). Pekerjaan menjadi pengajar Rohis bisa didapatkannya lantaran pernah belajar di sekolah Islam.
"Saya tinggalkan Aceh, pergi ke Jakarta. Enggak ada kerjaaan, nganggur, tidur di Masjid, habis baju dijual. Tapi akhirnya kerja mengajar Rohis di Kejaksaan Agung (Kejagung)," cerita Sofyan.
Seiring waktu berlalu, ketika berumur 25 tahun, anak Aceh ini diterima di Universitas Indonesia. Awalnya dia tak percaya bisa masuk kampus yang tersohor tersebut. Namun ternyata benar namanya tercantum. Sofyan pun menjalani kuliah hukum selama lima tahun.
"Lima tahun lulus, saya Sarjana Hukum, kemudian kerja di lembaga penelitian dan tidak lagi jadi penjaga Masjid di Kejagung," katanya.
Waktu pun terus berlalu. Ternyata pada usia 31, Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara ini baru sadar bahwa tidak pernah belajar Matematika. Meski sudah usia kepala tiga, namun Sofyan pantang menyerah. Baginya belajar tidak pernah mengenal usia.