Terkait konektivitas itu, apakah masalah pembayaran sudah dibicarakan?
Urusan itu sangat pelik karena berkaitan dengan sejumlah lembaga. Saat ini, kami bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk urusan pembayaran. Jadi, jika sistem transportasi menggunakan model pembayaran sama, kami tentunya dapat memanfaatkan jenis pembayaran serupa karena Mandiri digunakan juga untuk membayar tol. Harapannya, ada sinergi. Tapi, ya, itu tantangan.
Anda juga mengepalai Blue Bird Cares. Bagaimana upaya Blue Bird meningkatkan penghasilan pengemudinya?
Blue Bird tidak menerapkan sistem sewa. Semuanya berdasar atas komisi. Jadi, semakin banyak setoran, semakin besar komisi yang akan didapatkan [pengemudi]. Sifat [komisi] progresif. Mereka bisa mendapat hingga 30 persen dari total [setoran]. Semua cabang memiliki fasilitas kesehatan. Kami menyediakan beasiswa bagi anak-anak [para sopir]. Kami pun mengajak para istri mereka untuk bergabung.
Saat ini, kami memiliki sekitar 38.000 pengemudi dan hanya 100 di antaranya perempuan. Kebanyakan pengemudi kami berkeluarga. Gagasan dasarnya, para istri dapat menyokong perekonomian keluarga dari rumah. Kami memberdayakan mereka sebagai penjahit seragam. Tetapi, kami tak ingin mereka jadi bergantung kepada kami semata. Maka, mereka pun mendapatkan pelatihan kewirausahaan.
(Widi Agustian)