Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Demam Go-Jek Ceban All Day dan Polemik Pemukulan

Danang Sugianto , Jurnalis-Rabu, 29 Juli 2015 |06:23 WIB
Demam Go-Jek <i>Ceban All Day</i> dan Polemik Pemukulan
Go-Jek (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Moda transportasi Go-Jek kian menjadi perbincangan. Kehadiran Go-Jek dengan harga promo yang murah menjadi pilihan transportasi yang menguntungkan. Tetapi di sisi lain Go-Jek juga mendapat ancaman para tukang ojek pangkalan.

Brand Go-Jek mendadak naik daun setelah usaha besutan Nadiem Makarim ini melakukan aktivitas promosi Rp10 ribu dengan jarak tempuh tertentu atau yang dikenal Ceban All Day hingga 27 Juli 2015. Namun ternyata promo Go-Jek dengan tarif murah masih berlaku sampai hari ini. Bahkan tulisan pemberitahuan masa berakhirnya promo Ceban ini telah dihapus dari tampilan awal aplikasi Go-Jek. Kendati demikian, pada halaman awal aplikasi Go-Jek tertera tulisan 'Go-Jek Rp10 ribu All Services All Day'

Salah satu driver Go-Jek, Mulyana juga mengaku tidak mengetahui promo tersebut diperpanjang. Pria yang sudah menjadi driver Go-Jek selama tiga bulan ini mengetahui hal tersebut dari aplikasi yang ada di smartphone miliknya.

"Memang harusnya berakhir 27 Juli kemarin, tapi ternyata masih berlaku. Saya tidak dapat pemberitahuan apa-apa, saya tahu dari aplikasi," tuturnya kepada Okezone di Jakarta, Rabu (29/7/2015).

Sama seperti Mulyana, Supriyanto driver Go-Jek asal Cipinang juga membenarkan hal tersebut. Tapi menurut sepengetahuannya promo tersebut diperpanjang hingga 17 Agustus.

"Iya diperpanjang, sepertinya sampai 17 Agustus. Sepengetahuan saya sih seperti itu," tutur Supri.

Namun, belum jelas mengapa perusahaan Go-Jek memperpanjang masa promo tarif Ceban All Day tersebut. Pasalnya promo ini sudah berkali-kali diperpanjang. Awalnya promo ini hanya berlaku selama Ramadan, namun diperpanjang hingga 17 Juli. Kemudian diperpanjang lagi hingga 27 Juli.

CEO Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim

Polemik Go-Jek

Perpanjangan promosi Ceban All Day yang dilakukan Go-Jek menjadi pilihan yang kompetitif bagi konsumen. Namun, pengemudi Go-Jek dan konsumen juga harus dihadapkan oleh sikap para tukang ojek pangkalan yang menolak kehadiran Go-Jek.

Sebagai contoh, berdasarkan pantauan Okezone, Senin 27 Juli malam, pada dinding Stasiun Pondok Ranji tertulis “Kawasan Anti Go-Jek”. Biasanya para pengguna kereta api PT KAI Commuterline melanjutkan perjalanan menggunakan jasa ojek. Kondisi ini membuat psikologi konsumen yang ingin memesan Go-Jek menjadi waswas akan terjadi penganiayayan.

Salah satu konsumen Go-Jek, yang tidak ingin disebutkan namanya, menceritakan pengalamannya saat memesan jasa Go-Jek dari Ciputat menuju lokasi kantornya di Jakarta Pusat. Pengemudi Go-Jek terpaksa membalikan jaket Go-Jeknya guna menghindari gesekan sosial dengan pengojek pangkalan. Walhasil, jaket pengemudi Go-Jek yang sedianya berwarna hijau menjadi berwarna hitam.

“Saya pilih jasa Go-Jek karena dari Ciputat ke Jakarta Pusat hanya Rp10 ribu. Mana mau tukang  ojek pangkalan. Pas driver datang, saya bingung, loh kok yang datang jaketnya hitam. Ternyata dibalik sama pengemudinya. Dia juga tidak memakai helm Go-Jek. Tetapi berlabel merek motor. Ternyata abangnya takut dipukulin. Kalau saya sebagai penumpang tetap dikasih helm Go-Jek, masker muka dan penutup kepala,” ujar dia.

Namun menurut pengemudi Go-Jek lainnya, Iwan, saat ini modus penolakan Go-Jek tidak lagi penganiyayaan. Tetapi dilempari batu. "Kalau dipukul kan ketahuan siapa yang mukul. Kalau lempar batu kan tidak ketahuan jadi enggak ada masalah sama Polisi," ujar Iwan. 

Menyikapi fenomena ini, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian berpendapat, keributan antara Go-Jek dengan tukang ojek pangkalan seharusnya tidak perlu berlarut-larut. Pasalnya, ada perbedaan segmentasi antara keduanya. Go-Jek menyasar masyarakat menengah, sementara ojek pangkalan menyasar kelas bawah.

Tito pun menegaskan, akan melakukan penegakan hukum terkait penganiayaan yang terjadi antara Go-Jek dan tukang ojek pangkalan. "Prinsip kami penegakan hukum, jadi siapa yang melakukan penganiayaan pasti akan kita tangkap," kata Tito kepada awak media di Polda Metro Jaya.

Dia berencana untuk mengadakan pertemuan antara pengendara Go-Jek dan tukang ojek pangkalan, sehingga terjadi komunikasi antar kedunya dan mencegah polemik berkepanjangan. (rzk)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement