"Arab Saudi drop karena harga minyak. Mereka enggak punya Ditjen Pajak. Enggak ada pajak di situ. Adanya zakat. Akibatnya mereka narik simpanannya di luar negeri dan mulai minjam," jelas dia.
Melihat negara Timur Tengah tersebut, Bambang menyatakan sumber pendapatan Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan Arab Saudi. Pasalnya, Indonesia tidak hanya tergantung dari satu sumber penerimaan.
Meskipun akan ada kekurangan (shorftall) pajak yang dipredikai sebesar Rp160 triliun pada 2015, Bambang menyatakan, cashflow negara masih cukup aman. Sebab, masih banyak penerimaan yang masuk setiap harinya.
"Cashflow selalu kita manage. Tiap hari selalu ada uang masuk kok dari pajak, dari PNBP (Penerimaan negara bukan pajak). Ada saja uang masuk. Jadi Pak Marwanto (Dirjen Perbendaharaan) selalu mengawasi bagaimana cashflow kita tersampaikan. Kita punya cashflow yang tetap memenuhi kebutuhan," tandas dia.
(Fakhri Rezy)