NEW JERSEY – Saham Berkshire Hathaway, perusahaan milik Warren Buffett, telah mengalami penurunan lebih dari 11 persen tahun ini. Lebih buruk lagi, saham Berkshire telah berada di bawah level yang diharapkan (underperform) dengan turun lebih dari 10 persen.
Penurunan harga saham Buffett ini menjadi sangat tidak biasa. Pasalnya, ketika indeks S&P meroket dan unggul, saham Berkshire malah cenderung underperform. Cukup mengherankan, mengingat rekam jejak Buffett yang selalu berhasil membuat investasinya naik dalam jangka waktu panjang.
Perlu dicatat bahwa ini akan menjadi tahun pertama bahwa saham Berkshire mengalami underperform di indeks S&P 500 sejak 1990, tidak termasuk 2011, ketika S&P turun kurang dari 0,05 persen. Tahun yang paling mencolok sejak 1999, ketika saham Berkshire turun 20 persen sedangkan S&P 500 naik dengan hampir jumlah yang sama.
Saham Berkshire adalah korban dari masa sulit untuk industri transportasi dan bisnis yang Buffett miliki. Selain itu, saham-saham terbesar Buffett, IBM dan American Express telah terpukul tahun ini, sementara saham Wells Fargo dan Coca-Cola bergerak flat. Selain itu, penurunan dalam harga energi telah memukul Buffett secara keras.
"Berkshire adalah salah satu operator terbesar dari portofolio minyak dan batu bara. Seperti harga komoditas telah turun, lokomotif besar Buffett jelas telah terkena dampaknya," kata seorang analis, Macrae Sykes, seperti dilansir dari CNBC.
Meski demikian, sejak nilainya tertekan, Berkshire belum mampu menemukan hal-hal menarik untuk dilakukan dengan semua modal usahanya. Padahal, Buffett telah berhasil menjaga dirinya tetap bekerja tahun ini.
Sebut saja akuisisi USD37,2 miliar dari pemasok kedirgantaraan bernama Presisi Castparts pada Agustus. Meski begitu, Sykes menilai kesepakatan tersebut lebih mahal dibandingkan dengan standarnya.
Meski demikian, Buffett dan Berkshire Hathaway telah menghasilkan performa yang besar dan cukup memukau di setiap jangka waktu yang panjang.
(Martin Bagya Kertiyasa)